Setiap hari, kegiatan rutin Martin Basuki Hartono adalah menjadi guru bagi belasan murid di rumahnya. “Kelas dimulai pukul 06.00 pagi dan gratis. Siapa saja boleh gabung, tapi tidak boleh telat,” ujarnya.
Business Technology Director PT Djarum itu tidak membuka les. Ia melatih grappling. Menurut Martin, grappling termasuk olahraga piting-pitingan atau gabungan teknik kuncian bela diri dari seluruh jurus bela diri Jiu Jitsu.
Bukan hal aneh jika dia harus keseleo tiap hari atau cari tukang pijit. “Keseleo itu makanan sehari-hari. Saya sudah biasa,” kata pria yang sampai sekarang masih menggunakan tas gendong saat pergi ngantor ini.
Namun, separah apa pun keseleonya, Martin tetap menjalankan aktivitas sehari-hari, misalnya memimpin rapat. Tak pernah dia menunjukkan rasa sakit pada orang lain. “Paling, ya, ditahan,” imbuh Martin.
Ketertarikan putra kedua Robert Budi Hartono (Oei Hwie Tjhong), bos generasi kedua Group Djarum pada olahraga grappling ini muncul sejak kuliah di University of California, San Diego, Amerika Serikat. Kini, meski tak berada di negeri Paman Sam lagi, komitmen Martin terhadap olahraga ini tetap tinggi. Lewat Djarum, ia konsisten menjadi sponsor pelbagai turnamen grappling.
Oh, iya, pendiri Universal Grappling Club ini belakangan tampak serius berlatih. Awal September nanti, klubnya akan ikut turnamen Surabaya Submission Challenge di Surabaya Town Square.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News