Masyarakat Kembali Belanja Offline, Platform E-Commerce Tinjau Ulang Strategi Bisnis

Kamis, 22 Juni 2023 | 20:58 WIB   Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk
Masyarakat Kembali Belanja Offline, Platform E-Commerce Tinjau Ulang Strategi Bisnis

ILUSTRASI. Dok. Tokopedia


E-COMMERCE - JAKARTA. Kondisi makro ekonomi pasca pandemi membawa dampak pada banyak perusahaan teknologi, termasuk e-commerce. Hal ini turut memaksa platform-platform digital seperti e-commerce untuk meninjau ulang strategi mereka guna mempertahankan bisnisnya.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), transaksi e-commerce pada 2022 tidak mencapai target yang diharapkan, yaitu hanya mencapai Rp 476,3 triliun atau meleset sekitar 2,6% dari target Rp 489 triliun.

Namun, di tengah situasi ekonomi yang menantang akibat pandemi dan kembalinya transaksi offline di tahun 2022, integrasi ekosistem yang dilakukan oleh banyak perusahaan teknologi diharapkan mampu membuat para pelaku usaha yang terlibat di dalamnya menjadi lebih tangguh. 

Ketua Umum Komunitas UMKM Naik Kelas Raden Tedy mengatakan, ketangguhan pelaku usaha ini dapat tercermin dari pendapatan penjual yang cenderung konsisten atau bahkan meningkat di tengah masa transisi pasca pandemi. 

Menurutnya, UMKM wajib masuk dunia digital agar dapat berkembang dan meningkatkan penjualan agar Naik Kelas. “Berkah dari Pandemi Covid 19, salah satunya adalah meningkatnya penjualan UMKM melalui e-commerce,” kata Raden, Kamis (22/6).

Dampak positif dari integrasi ekosistem yang dilakukan oleh perusahaan teknologi terlihat dari kajian terbaru dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI) terhadap mitra PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo), selaku penyedia ekosistem digital terbesar di Indonesia.

Kepala LPEM FEB UI Chaikal Nuryakin mengatakan, masyarakat secara umum masih menahan konsumsi tahun llau, terlihat dari indeks pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang masih lebih rendah dari periode sebelum pandemi. "Namun, platform teknologi telah menjadi pilihan masyarakat untuk konsumsi. Sehingga, mitra ekosistem teknologi pendapatannya tetap konsisten," kata dia dalam keterangan resminya, Kamis (22/6).

Data riset LPEM FEB-UI tersebut menunjukkan, pendapatan penjual Tokopedia secara keseluruhan tetap konsisten di tahun 2022 dengan rata-rata sekitar Rp 10 juta per bulan.

Jika dirinci lebih lanjut, untuk penjual Tokopedia lama (penjual yang sudah bergabung sebelum integrasi GoTo) membukukan pendapatan rata-rata sebesar Rp 10,7 juta per bulan, sementara penjual baru (penjual yang sudah bergabung sesudah integrasi GoTo) meraih pendapatan rata-rata sebesar Rp 7,8 per bulan di tahun 2022. Data tersebut didapatkan berdasarkan riset terhadap 1.132 pedagang di Tokopedia.

Sementara Peneliti LPEM dan Asisten Profesor  Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI Prani Sastiono mengatakan, pendapatan penjual di Tokopedia tetap konsisten di tengah transisi kembalinya konsumen ke berbelanja offline.

User experience pada aplikasi Tokopedia yang mengedepankan kenyamanan menjadi salah satu yang membuat pengguna Tokopedia tidak berpaling, sehingga pendapatan penjual tetap stabil meskipun masyarakat sudah mulai kembali offline.

Riset LPEM FEB-UI menunjukan, persentase kuantitas jumlah pinjaman yang diterima oleh penjual Tokopedia meningkat di tahun 2022 mencapai 83,2% dengan jenis pinjaman yang paling banyak digunakan oleh Tokopedia adalah pinjaman produktif secara online yakni sebesar 10,83% dari total responden. 

"Terdapat peningkatan persen kuantitas pinjaman yang diterima oleh penjual Tokopedia dari 80,3% dari tahun 2021," tulis riset tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dina Hutauruk

Terbaru