WISATA - JAKARTA. Berwisata ke Banjarmasin Kalimantan Selatan kini bisa lebih praktis. Anda tidak perlu repot-repot membawa doku segepok. Belakangan, sistem Quick Response Indonesian Standard (QRIS) sudah mulai masuk, sampai ke wisata yang paling tradisional.
Salah satu jenis wisata yang menawarkan kemudahan ini adalah kapal klotok. Sekarang ada aplikasi e-klotok. Anda hanya perlu scan barcode untuk bisa menikmati pemandangan sekitar Sungai Martapura.
Sekali naik, Anda akan kena tarif Rp 30.000 untuk perjalanan pulang pergi. Sekali perjalanan memakan waktu sekitar 45 menit.
"Biasanya kapal klotok baru jalan kalau minimal ada 15 orang. Kalau sendiri saja biasanya tidak bisa. Harus sama rombongan," kata pengunjung lokal bernama Eka Pranata.
Sebagai gambaran, kapal klotok dapat menampung sampai 30 orang. Di dalamnya, Anda dapat duduk bersila dengan alas tikar. Ada juga empat kursi di bagian belakang kapal.
Baca Juga: Bank Indonesia gunakan QRIS untuk transaksi di pasar terapung
Atau, jika cukup berani, Anda bisa memilih untuk duduk di atap kapal. Kayunya kuat untuk menampung sampai 10 orang. Tapi, Anda perlu usaha ekstra untuk menjaga keseimbangan.
Dengan kapal klotok, Anda akan diajak mengarungi Sungai Martapura menuju Pasar Terapung di Lok Baintan. Nah, sepanjang jalan bisa dimanfaatkan sebagai latar foto yang ciamik. Perlu diingat, kegiatan perdagangan di pasar apung hanya ada di pagi hari.
Saat sampai di sana, kapal klotok akan dikerubungi oleh pedagang dengan sampan kecil. Pedagang biasanya membawa hasil bumi seperti jeruk, buah mentega, ikan, dan berbagai hasil bumi lain.
Anda juga bisa menemui penjual makanan jadi seperti udang galah goreng, nasi kuning, kain sarung, sampai pernak pernik cederamata. Pedagang di sana sangat lincah dalam mendayung sampannya.
Baca Juga: Kebakaran hutan di Kalsel ganggu lalu-lintas penerbangan di Bandara
Mereka lazim menggunakan semacam bedak putih yang pekat saat berdagang. Itu adalah sunblock alami yang mereka buat. Bahan dasarnya adalah beras kuning yang ditumbuk halus. Gunanya, jelas supaya kulit tidak gosong.
Di sana, pedagang juga masih lazim bertransaksi dengan sistem barter. Yang menarik, mereka sangat mahir merakit pantun saat berkomunikasi dengan pembeli. Jadi jangan lupa siapkan pantun kalau Anda mau ke sana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News