Memompa ASI di toilet memiliki dampak buruk untuk ibu dan bayi, apa saja?

Sabtu, 21 Desember 2019 | 17:00 WIB Sumber: Kompas.com
Memompa ASI di toilet memiliki dampak buruk untuk ibu dan bayi, apa saja?

ILUSTRASI. Seorang ibu menyusui bayinya/KONTAN/Carolus Agus W/04/03/2008.


KESEHATAN - JAKARTA. Bagi ibu yang bekerja, bertekad untuk memberikan ASI eksklusif untuk anak memang membutuhkan perjuangan. Pasalnya, setiap saat, ibu harus memompa ASI-nya agar kebutuhan air susu untuk anak bisa terpenuhi. 

Sayangnya, tak semua perusahaan menyiapkan ruang laktasi khusus untuk ibu memompa ASI. Akhirnya lantaran tak ada tempat, kebanyakan ibu memilih memerah ASI di toilet. 

Menurut Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK yang juga peneliti dari ILUNI MKK FKUI dan Chairman Health Collaborative Center, memompa di toilet memiliki dampak buruk untuk ibu dan juga bayi. Apa saja? 

Baca Juga: Anak dan ibu senang, bisnis pun jadi melenggang

1.Tidak higienis 

Toilet adalah tempat manusia membuang air besar maupun kecil. Tentu saja tempat ini adalah sarang kuman dan tak higienis. Bayangkan saja bila ASI yang diperah untuk si kecil ternyata terkontaminasi kuman dan bakteri yang terdapat di toilet. Hal ini tentu akan berdampak pada kesehatan pencernaan si kecil. 

Apalagi, usus dari bayi di bawah 6 bulan masih longgar, apapun yang masuk akan diserap oleh bayi termasuk bakteri dan kuman. “Kalau ASI sudah terkontaminasi kuman dan bakteri di kamar mandi, bisa diserap semua,” ujar Ray. 

Baca Juga: Nestle jual merek es krim AS ke Froneri senilai US$ 4 miliar

2.Posisi tidak ergonomis 

Saat menyusui maupun memompa ASIP, diperlukan posisi ergonomis agar ASI yang dihasilkan bisa maksimal. Dijelaskan Ray, posisi ergonomis yakni dimana ibu harus duduk bersandar dan bagian punggung harus rileks. 

Karena payudara menempel di dinding, dia tidak menempel di tulang dada. Sehingga yang menjadi peyangga adalah otot punggung, untuk itu usahakan agar otot punggungnya dibuat rileks dan tidak tegak lurus. 

“Karena bila dia bertumpu, otot di sekitar tubuhnya tidak akan berkontraksi, sehingga kelenjarnya akan berkonsentrasi untuk mengeluarkan ASI,” ujar Ray. 

3.Cahaya yang kurang mumpuni 

Kini banyak juga peneliti yang mengatakan, bahwa penerangan juga memengaruhi hasil ASI perahan. Dalam penelitian dijelaskan bagaimana cahaya memengaruhi otak untuk memroduksi hormon. 

Bila cahaya terlalu terang, maka otak akan teralihkan sehingga tak bisa hanya fokus menghasilkan ASI. “Sama seperti kita akan mengantuk bila ada di suasana yang lebih remang-remang. Nah, itu sama, hormonnya akan lebh rileks dan hasilnya akan maksimal,” ujar Ray. 

Baca Juga: Bio Farma bakal bangun pabrik vaksin baru

4.Tak bisa berkonsentrasi

Saat memompa ASI, ibu diharapkan bisa fokus. Bila memompa ASI di toilet, dimana akan ada banyak orang pengguna toilet berlalu lalang, konsentrasi dalam memerah akan terpecah. 

Untuk itu kini pemerintah telah menetapkan setiap perusahaan harus menyiapkan ruang laktasi untuk ibu menyusui, agar bisa memompa ASI di tempat yang layak. D

alam Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 disebutkan, tempat kerja (perusahaan, kantor pemerintah, pemerintah daerah, dan swasta) harus mendukung program ASI eksklusif dengan memberikan fasilitas ruang laktasi dan memberikan kesempatan ibu bekerja untuk menyusui atau memerah ASI. 

Baca Juga: Pabrik baru Softex akan beroperasi pada kuartal ketiga 2020

Selain itu, harus memiliki kebijakan tentang dukungan terhadap program ASI eksklusif dalam peraturan perusahaan atau perjanjian kerja, juga memiliki peraturan internal mengenai dukungan terhadap program ASI eksklusif. (Dian Reinis Kumampung)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Para Ibu, Waspadai Bahaya Memompa ASI di Toilet"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Handoyo .

Terbaru