Memupuk laba dari tren berkebun di masa pandemi Covid-19

Sabtu, 25 Juli 2020 | 08:05 WIB   Reporter: Ratih Waseso
Memupuk laba dari tren berkebun di masa pandemi Covid-19

ILUSTRASI.


CEO Neurafarm Febi Agil Ifdillah menyebutkan pihaknya juga tak ketinggalan menangkap peluang tren berkebun di rumah saat masa pandemi. Febi menyebut jika urban farming sebenarnya bukan hanya sekadar hobi yang bisa dilakukan saat senggang.

Lebih jauh daripada itu, urban farming disebut dapat memiliki potensi lebih besar ke depan. Bahkan dapat hasil pertanian dari urban farming dapat menjadi potensi ekonomi yang cukup menjanjikan.

Neurafarm sendiri baru sebulan ini meluncurkan produk starter kit berkebun yang dibandrol Rp 40.000 hingga Rp 120.000. Jenis bibit yang dipasarkan di Neurafram mulai dari sayuran hingga tanaman herbal.

Pemasaran paket berkebun dilakukan secara offline dan online di marketplace. Neuarafram juga membuka peluang bagi mereka yang ingin menjadi reseller dari produk berkebunnya.

"Paket kami isinya bibit, media tanaman, polibag, hingga khusus paket Rp 75.000 sampai Rp 120.000 itu gratis akses aplikasi Dr. Tania selama sebulan," jelas Febi.

Melalui Dr. Tania, Febi menuturkan pengguna akan mendapatkan panduan menanam lengkap serta dapat berkonsultasi via chat dengan ahli pertanian yang bergabung dengan Dr. Tania.

Baca Juga: 4 Cara mengubah lahan sempit di rumah untuk tempat berkebun

"Kita juga ada kerja sama dengan Lindungihutan.com mulai 15 Juli - 15 September. Jadi selain dapet paket lengkap mereka juga akan bantu menyumbang satu buah pohon tiap paket yang dibeli untuk paket mulai Rp 75.000. Kampanye kita nanti pohonnya buat pemulihan bekas galian tambang," ungkapnya.

Untuk produk paket berkebun di Neurafarm di bulan awal ini baru ada 30 pesanan. Melalui paket berkebun tersebut Febi berharap minat para generasi saat ini untuk sektor pertanian menjadi meningkat.

"Kami kampanyekan juga biar generasi sekarang bisa tertarik bertani, kami kampanyekan kalo bertani ini bisa di rumah dan mudah caranya," tutur Febi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru