Mudik nyaman dengan aksesori mobil tambahan

Selasa, 23 Agustus 2011 | 08:36 WIB Sumber: Mingguan KONTAN, 22 - 28 Agustus 2011
Mudik nyaman dengan aksesori mobil tambahan

ILUSTRASI. Pemilihan Presiden di Amerika Serikat (AS) berlangsung sengit. Mirip Pilpres di RI. REUTERS/Mike Segar


Lebaran tinggal sepekan lagi. Salah satu ritual penting menjelang Hari Raya Idul Fitri adalah mudik ke kampung halaman untuk berlebaran bersama sanak saudara. Sekitar 15,44 juta penduduk Indonesia bakal pulang kampung pada Lebaran tahun ini. Sebanyak 1,63 juta pemudik akan menggunakan mobil pribadi.

Nah, agar perjalanan mudik nyaman khususnya bagi yang menempuh jarak jauh, Anda butuh melengkapi mobil dengan aksesori pendukung. Misalnya, tempat untuk menyimpan barang yang diletakkan di atap mobil supaya kabin mobil tetap terasa longgar, tidak dipadati aneka barang bawaan.

Lihat saja Irianto yang berencana mudik ke Solo, Jawa Tengah. Lelaki 42 tahun ini melengkapi mobilnya dengan roof rack. “Buat menaruh koper dan tas-tas yang gede dan berat,” ujar pria yang tinggal di daerah Kota, Jakarta Barat ini.

Roof rack adalah kerangka alumunium atau plastik yang dipasang di atap mobil untuk menampung barang bawaan. Merek yang paling menjadi buruan pemilik mobil yakni Hi dan Thule, karena bisa langsung dipasang dan dibongkar tanpa mengubah atap mobil. Biasanya, roof rack dibanderol dengan harga mulai Rp 1,3 juta hingga Rp 1,7 juta per unit, tergantung kualitasnya.

Selain roof rack, roof box juga banyak diburu menjelang Lebaran. Kalau roof rack hanya berupa kerangka, roof box adalah kotak yang dipasang di atap mobil. “Meski lebih mahal, kebanyakan orang sekarang lebih memilih roof box,” kata Arif Sugiharto, pemilik Buffalo Accessories di Kemayoran.

Lantaran tertutup, barang yang ada dalam kotak atap terlindungi dari panas dan hujan. Bandingkan dengan barang di roof rack yang harus diikat erat dan harus dibungkus terpal. Jelas tak akan tampil indah. Sedang roof box punya bentuk dan warna menarik dan indah serta aerodinamis.

Kelemahan roof rack lainnya, kalau ingin mengeluarkan barang, pemilik mobil harus repot membongkar lagi ikatan dan terpal. “Roof box lebih praktis,” ungkap Arif.

Tak hanya lebih praktis, roof box juga lebih aman karena kotak atap memiliki kunci. Soal kapasitas, tidak perlu khawatir. Koper besar saja, ditambah dengan tas-tas gede bisa masuk ke dalam roof box standar dengan kapasitas 390 liter.

GPS juga perlu

Roof box standar ini bisa dipakai untuk kendaraan kecil, seperti Honda Jazz atau Suzuki Swift. Untuk mobil yang lebih besar, Anda bisa memilih roof box yang lebih gede berukuran 620 liter. Mereknya antara lain Hapro, Carver, dan Thule. Dengan segala keunggulan ketimbang roof rack, harga roof box memang lebih mahal, antara Rp 3 juta sampai Rp 6 juta.

Tapi, memasang roof rack atau roof box saja tidak cukup membuat perjalanan mudik Anda lebih nyaman. Untuk menempuh perjalanan panjang ke kampung halaman, pemudik seharusnya juga membekali diri dengan peta, apalagi bagi mereka yang baru pertama kali menjajal pulang kampung memakai kendaraan pribadi.

Meski sudah puluhan kali pulang kampung, tidak menjadi jaminan Anda bakal tidak nyasar. Soalnya, bisa jadi ada perubahan jalan dan infrastruktur lain saat terakhir kali Anda pulang kampung. Apalagi, kepadatan arus mudik sering membuat ada pengalihan arus ke jalur alternatif, yang masuk kampung keluar kampung.

Cuma, memiliki peta juga bukan berarti tidak akan tersasar. Sebab, peta juga kadang tidak jelas, tergantung skalanya. Selain itu, kadang pemudik juga tidak mengetahui posisinya di dalam peta. Segala kepusingan ini akan segera lenyap jika Anda memiliki perangkat global positioning system alias GPS. Perangkat sistem navigasi satelit ini akan menjadi pemandu menuju kampung halaman.

Natalia, Marketing Manager PT Dunia Marine Internusa, distributor GPS merek Garmin di Indonesia, menuturkan, GPS menjadi perangkat yang amat dibutuhkan khususnya bagi pemudik perdana yang menggunakan kendaraan pribadi.

Bukan hanya peta yang memandu pengendara dalam mencari jalan maupun lokasi penting, semisal rumahsakit, ATM, restoran, dan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), GPS juga bisa mengalkulasi rute terpendek menuju kampung halaman. “Dengan begitu, Anda bisa hemat waktu dan bahan bakar,” ujarnya.

GPS Garmin bahkan juga dilengkapi dengan informasi tol. Perangkat ini bisa membantu Anda sebaiknya keluar di pintu tol yang mana. Karena sifatnya yang real time berdasarkan posisi global, GPS bisa memberikan panduan yang sangat detail dan cepat.

Lebih hebat lagi, GPS Garmin juga dilengkapi dengan petunjuk suara. Silakan belok kiri 100 meter di depan untuk menuju ke A, silakan keluar di pintu tol B 500 meter ke depan. Begitu bunyi perintahnya.

Semua informasi data ini bisa tersedia untuk tujuan mana pun di seluruh Indonesia. Datanya akan di-update secara otomatis dan gratis ke GPS milik pelanggan setiap 6 bulan sekali demi menyesuaikan dengan kondisi riil di jalan. Satu unit GPS Garmin dijual dengan harga Rp 1,8 juta sampai Rp 3,8 juta.

Memiliki alat yang canggih seperti GPS memang sangat membantu. Cuma, jangan lupakan aksesori penting lain. Lampu, contohnya, sangat penting bagi Anda yang ingin bepergian di malam hari dan melewati daerah-daerah yang minim penerangan jalan. Ada baiknya Anda mempertimbangkan memakai lampu LED atau light emitting diode.

Lampu LED mampu menghasilkan cahaya yang sangat terang, lebih terang daripada cahaya lampu bohlam yang biasa digunakan pada mobil. “Meski begitu, kebutuhan daya listriknya kecil,” beber Enroe Musadireja, pemilik Excel Lighting Studio. Harganya mulai Rp 125.000 per lampu.

Selain lampu, alat pembantu seperti dongkrak elektrik serta pembuka baut elektrik juga penting untuk berjaga-jaga seandainya ban kendaraan pecah di jalan. “Kalau siang gampang cari tambal ban. Kalau malam? Makanya sediakan payung sebelum hujan,” kata Irianto.

Yang paling penting: Anda tetap harus hati-hati dalam berkendara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Catur Ari

Terbaru