Selain itu, anak-anak juga belajar tentang demokrasi. Mereka akan belajar berdiskusi saat menentukan jumlah hitungan.
Hompimpa juga menjadi media pembelajaran demokrasi. Penjaga ditentukan dengan adil melalui hompimpa dan yang kalah harus menerima hasilnya.
- Gobak sodor
Permainan tradisional selanjutnya adalah gobak sodor. Permainan ini dimainkan oleh dua kelompok, masing-masing terdiri daritiga hingga lima orang.
Saat satu kelompok bertahan, kelompok lain akan mencoba menerobos. Di sini lah nilai positif permainan tradisional ini diambil.
Saat menjadi tim bertahan, semua anggota harus bekerjasama. Mereka akan membuat strategi agar tim lawan tidak bisa menerobos.
Baca Juga: 5 Cara mengajarkan tanggung jawab pada Anak yang mudah dan efektif
Permainan tradisional ini juga melatih kesabaran. Anak bisa bersabar untuk melihat celah mereka bisa menerobos. Anak juga belajar tentang kecermatan.
Mereka belajar cara yang baik agar lawan tidak menerobos. Selain itu, anak akan berlatih untuk fokus pada tujuan.
- Egrang
Egrang juga mulai ditinggalkan. Permainan tradisional ini membutuhkan dua buah bambu atau kayu yang panjang. Kayu atau bambu tersebut digunakan bak alas kaki untuk berjalan.
Jika tidak hati-hati, pengguna egrang bisa jatuh. Permainan tradisional ini mengajarkan anak untuk percaya diri.
Anak didorong untuk mengandalkan kemampuannya agar bisa berjalan dengan egrang. Egrang juga bisa membuat anak lebih berani. Anak bisa melawan rasa takutnya dan mulai berjalan menggunakan egrang.
Baca Juga: Menyiapkan dana pendidikan anak agar tak perlu ngutang