Obat untuk melawan stroke

Kamis, 25 Agustus 2011 | 09:04 WIB Sumber: Harian KONTAN, 23 Agustus 2011

Obat anti pembekuan darah alias antikoagulan merupakan obat yang selalu dianjurkan untuk dalam pencegahan stroke. Rinambaan Willem Mamentu Kaligis, ahli jantung di Rumah Sakit Harapan Kita, mengatakan bahwa obat antikoagulan yang paling dikenal selama ini adalah warfarin, antagonis vitamin K.

Warfarin mampu mengurangi pembekuan darah dan pencegah penggumpalan darah. "Antagonis vitamin K ini terbukti mencegah stroke akibat gangguan irama jantung atau fibrilasi atrium," jelas Kaligis.

Namun dalam penggunaan obat antagonis vitamin K ini harus dalam pengawasan dokter dan pengaturan dosis yang ketat. Alasannya, kadar darah sulit diprediksi sehingga perlu diawasi dengan melakukan pemeriksaan darah secara teratur.

Maklum, obat ini punya interaksi dengan obat lain. "Apalagi obat dengan kandungan vitamin K, tentu akan terjadi kontraindikasi dengan obat ini," jelas Kaligis.

Kaligis bilang, penggunaan obat antagonis vitamin K ini bisa menimbulkan over-anticoalgulated. "Darah bisa terlalu encer sehingga bisa terjadi pendarahan," kata dia.

Risiko lain, under-anticoagulated atau darah menjadi terlalu kental sehingga menyebabkan peningkatan risiko terjadinya stroke. Risiko-risiko semacam ini menyebabkan lebih dari 50% pasien yang seharusnya mendapatkan warfarin menjadi tidak menerima obat sama sekali.

Ada jenis obat antipembekuan darah lain yang bernama rivaroxaban. Menurut studi Rivaroxaban Once Daily Oral Direct Factor Xa Inhibition Compared with Vitamin K Antagonism for Stroke and Embolism Trial in Atrial Fibrillation atau disingkat ROCKET AF, rivaroxaban dengan dosis sekali sehari efektif untuk mencegah stroke hingga 21% pada pasien dengan atrium fibrilasi non-valvular. "Obat ini sebanding dengan fungsi warfarin," kata Kaligis.

Dia menjelaskan, rivaroxaban merupakan pilihan baru bagi pasien fibrilasi atrium untuk mencegah stroke. "Obat ini lebih efektif dengan respon dosis yang mudah diperkirakan, memiliki bioavailabilitas tinggi, dan tidak membutuhkan pengawasan koagulasi,"jelasnya.

Selain itu, obat rivaroxaban ini lebih aman. Sebab rivaroxaban memiliki potensi interaksi dengan obat dan makanan yang terbatas, berbeda dengan warfarin yang merupakan antagonis vitamin K yang dalam penggunaannya butuh lebih banyak pengawasan dari segi penggunaan obat lain dan juga makanan.

Hindari sayuran hijau

Guna mencegah terjadinya stroke, pasien dengan gangguan irama jantung biasanya diminta mengonsumsi obat antikoagulan, seperti warfarin. "Bila Anda mengonsumsi warfarin sebaiknya tidak memakan sayuran hijau supaya kerja obat lebih optimal," kata Rinambaan Willem Mamentu Kaligis, dokter ahli jantung dari Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta.

Kaligis mengatakan, sayuran hijau memang baik dan dibutuhkan tubuh. Namun, pasien yang sedang minum antikoagulan, seperti warfarin, harus menghindarinya. Sebab, antikoagulan itu anti terhadap vitamin K. Padahal, seperti kita tahu, kebanyakan sayuran hijau mengandung vitamin K.

"Jadi, kalau Anda minum warfarin bersama dengan mengonsumsi sayuran hijau, ya, kontradiksi," katanya. Kaligis menegaskan, pasien yang minum warfarin pantang makan sayuran hijau.

Bukan hanya ketika mengonsumsi warfarin, bila Anda sedang dalam pengobatan anti vitamin K, sayuran hijau harus dipantang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Catur Ari

Terbaru