DENPASAR. Ratusan ogoh-ogoh, boneka besar dalam berbagai bentuk dan ukuran menyerupai "mahluk dunia akhirat" mulai berjejer di sepanjang jalan di Kota Denpasar dan sekitarnya, Senin (27/3) pagi, setelah dikeluarkan dari balai banjar, tempat karya seni itu dibuat.
Anak-anak muda di masing-masing banjar sejak pagi sudah sibuk untuk melengkapi ogoh-ogoh itu dengan bambu atau kayu sebagai tempat pegangan untuk nantinya menggotong dan diarak secara beramai-ramai, meskipun hujan gerimis.
Karya seni yang mereka kerjakan berminggu-minggu itu sementara ditaruh di pinggir jalan dengan ditutupi terpal agar terhindar dari hujan gerimis.
Sebagian besar ogoh-ogoh itu dilengkapi dengan roda yang diatur sedemikian rupa, sehingga tidak begitu banyak menghabiskan energi dalam menempuh rute yang akan dilalui.
Meskipun dilengkapi dengan roda, kelompok anak-anak remaja itu sudah mengantisipasinya untuk mudah diangkat guna digotong kembali untuk "ditarikan" mengikuti alunan irama musik gong blaganjur yang mengiringinya.
Sementara beberapa ogoh-ogoh yang akan diarak setingkat anak-anak sekolah dasar (SD) yang tidak diiringi gong blaganjur dilengkapi dengan rekaman musik dengan suara yang keras.
Persiapan anak-anak muda sejak pukul 05.00 pagi kini sudah hampir rampung, meskipun arak-arakan ogoh-ogoh itu baru akan dilakukan sore hari mulai sekitar jam 17.00 waktu setempat.
Anak-anak muda hampir di setiap banjar dalam Kota Denpasar maupun kabupaten lainnya di Bali membuat ogoh-ogoh yang diarak keliling banjar dan desa pekraman pada malam pengrupukan, sehari menjelang Hari Suci Nyepi tahun Baru Saka 1939.
Oleh sebab itu masyarakat pemakai lalu lintas diimbau dapat menyadari kondisi yang demikian itu, lebih-lebih setelah dimulainya arak-arakan ogoh-ogoh lalu lintas akan lumpuh di setiap jalan raya dalam Kota Denpasar maupun tempat lainnya di Bali.
Kepala Polda Bali Inspektur Jenderal Pol Petrus Golose sebelumnya mengatakan, pihaknya mengerahkan sekitar 5.600 personel untuk mengamankan rangkaian Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1939, termasuk pawai ogoh-ogoh.
Petugas kepolisian itu juga dibantu sekitar 22.291 petugas keamanan desa adat (pecalang) dari 1.480 desa adat yang tersebar di delapan kabupaten dan satu kota di Bali.
Polda Bali menyebutkan sebanyak 7.079 ogoh-ogoh di seluruh Bali akan diarak pada saat Pengerupukan sehingga memerlukan pengamanan dari petugas kepolisian dan pecalang serta instansi terkait lainnya.
Ogoh-ogoh yang akan diarak itu paling banyak terdapat di Kabupaten Buleleng yakni 1.380 buah, menyusul Kabupaten Gianyar 1.355 buah, Kota Denpasar 1.121 buah, Tabanan 894 buah, Jembrana 645 buah, Badung 532 buah, Klungkung 400 buah, Karangasem 380 buah, dan bangli 372 buah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News