Papan tulis elektronik masih sulit berkembang

Senin, 07 Mei 2012 | 10:27 WIB Sumber: Harian KONTAN, 7 Mei 2012
Papan tulis elektronik masih sulit berkembang

ILUSTRASI. IHSG rebound, saham-saham ini banyak dikoleksi asing pada perdagangan Kamis (29/4)


Papan tulis elektronik sudah dikenal di Indonesia paling tidak sejak lima tahun lalu. Meski menawarkan kecanggihan dan kepraktisan, toh papan tulis yang jauh dari debu kapur ini belum dikenal masyarakat secara luas. Alhasil, penyerapan produk ini di pasaran masih terbatas.

Meski begitu, PT Sharp Electronic Indonesia tidak ragu untuk memperkenalkan produk papan tulis elektronik buatannya yang baru hadir di Indonesia pada akhir tahun lalu. Corporate Sales Manager PT Sharp Electronic Indonesia, Budhi C. Yudhoyono, menyatakan, di Indonesia produk papan tulis elektronik memang belum terlalu menjadi tren. "Beberapa kalangan masih belum mengenal produk ini dan masih enggan untuk beralih dari teknologi papan tulis yang lama ke teknologi terbaru," ujarnya.

Namun Sharp yakin, dengan pengenalan produk secara intensif ke konsumen, produk terbaru Sharp ini bisa diserap pasar dan akan menjadi tren di masa yang akan datang. Paling tidak, sejak dipasarkan di Indonesia pada Desember 2011 lalu hingga April 2012, papan tulis elektronik Sharp sudah terjual 50 unit. "Sejatinya pasar papan tulis elektronik di Indonesia sangat potensial karena generasi sekarang lebih peduli dengan teknologi dan produk yang ramah lingkungan," jelas Budhi.

Budhi mengatakan, Sharp mengeluarkan dua seri papan tulis elektronik yaitu seri PN-L602B yang berukuran 60 inci dan PN-L702B yang berukuran 70 inci. "Seri terakhir yang akan dipasarkan Sharp adalah PN-L802B dengan ukuran 80 inci, seri ini menggunakan LCD panel terbesar di kelasnya," kata Budhi.

Harga masih mahal

Staf Pemasaran PT Alfa Solusi Riri Septiana bilang, penyerapan papan tulis elektronik di Indonesia memang terlihat lamban tetapi tetap ada kenaikan. "Kalau awal-awal produk ini dikenalkan, per bulan hanya terjual sekitar 10 unit. Tetapi sekarang sudah bisa terjual 20 unit per bulan," katanya. PT Alfa Solusi merupakan master dealer produk papan tulis elektronik merek Panaboard dari Panasonic. Selain menjual produk Panasonic, sejak awal tahun ini, Alfa Solusi juga memasarkan papan tulis elektronik merek Sharp.

Menurut Riri, salah satu kendala produk elektronik ini tidak mudah terserap di pasar dengan cepat karena harga produk ini terbilang cukup mahal. Harga papan tulis Panaboard mulai Rp 10 juta hingga Rp 20 juta per unit. Sementara, papan tulis Sharp dibanderol Rp 75 juta hingga Rp 85 juta per unit. "Harganya sebanding dengan teknologi yang ditawarkan, tapi masyarakat belum memahami itu. Jadi masih butuh pendekatan lagi ke konsumen," ujarnya.

Yopie Alexander, Direktur PT Alaisys bilang, dengan masuknya pemain baru, pasar papan tulis elektronik di Indonesia makin ramai. Secara tidak langsung, masyarakat juga teredukasi dengan produk elektronik ini. "Konsumen akan memilih produk mana yang sesuai dengan kebutuhan dan kocek mereka," kata Yopie.

PT Alaisys merupakan produsen papan tulis elektronik merek IT Board. Yopie bilang, dalam setahun mampu, Alaisys menjual 250 unit IT Board yang dibanderol seharga Rp 10 juta hingga Rp 20 juta itu.

Yopie bilang, sejatinya sudah banyak produsen ataupun importir papan tulis elektronik di Indonesia tapi memang kurang bergaung. Merek papan tulis elektronik yang betebaran di pasar Indonesia antara lain Hitachi, Panasonic, Apple, Sharp, Plus, dan IT Board.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Catur Ari
Terbaru