Peneliti LIPI sebut pembelajaran daring belum berjalan maksimal, ini alasannya

Jumat, 30 Juli 2021 | 04:45 WIB   Reporter: Yusuf Imam Santoso
Peneliti LIPI sebut pembelajaran daring belum berjalan maksimal, ini alasannya


EDUKASI - JAKARTA. Pandemi virus corona memaksa kegiatan belajar-mengajar dilaksanakan via daring (online). Terutama berlaku di zona merah untuk menghindari penyebaran kasus Covid-19.

Peneliti Sosiologi Pendidikan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Anggi Afriansyah mengatakan setelah lebih dari satu tahun tak ada kegiatan tatap muka dalam dunia pendidikan, Indonesia masih belum bisa beradaptasi.

Terutama bagi sekolah-sekolah yang berada di pedesaan. Sebab, tak sedikit pelajar yang tidak mempunyai gawai untuk masuk kelas online. Hal ini juga diperparah dengan infrastruktur internet yang belum memadai.

Baca Juga: Pembelajaran jarak jauh di tengah pandemi, siswa lebih suka yang berbau visual

Selain itu, dari sisi kemampuan tenaga pendidik, penguasaan terhadap teknologi digital harus terus ditingkatkan. Serta, otonomi sekolah dalam mengimplementasikan pelajaran kepada murid perlu lebih adaptif, sesuai dengan latar belakang sosial siswa/siswinya.

“Sebab secara sistem pendidikannya tak ada perubahan dari kegiatan belajar-mengajar offline. Sehingga, jangan sampai murid berlama-lama di depan laptop dari mulai kelas sampai mengerjakan tugas dan tidak ada interaksi dengan teman-temannya. Karena bisa berdampak pada sosisologis anak,” kata Anggi kepada Kontan.co.id, Kamis (29/7).

Oleh karenanya, Anggi menyarankan agar sekolah lebih kreatif agar para pelajar tidak merasa bosan. Misalnya, memberikan games online yang edukatif.

Namun, bagi sekolah yang low budget salah satu caranya yakni tenaga para tenaga pengajar sesekali mengunjungi rumah murid untuk sekadar bermain dan konsultasi apabila ada kesulitan selama belajar via online.

Tak kalah penting, Anggi berharap seluruh sekolah harus berkoordinasi lebih intens dengan orang tua murid. Sebab, tak dipungkiri, tanggung jawab belajar via daring lebih banyak diemban orang tua di rumah, daripada guru. Maklum, pengawasan guru kini minim saat belajar-mengajar secara daring.

Chief Executive Officer (CEO) Hijup.com Diajeng Lestari yang mempunyai anak berusia 7 tahun membeberkan tips agar pelajaran yang disampaikan via daring bisa diserap oleh anaknya yang saat ini duduk di bangku kelas 1 SD.

Baca Juga: Melindungi Anak Indonesia di Masa Pandemi COVID-19

Pertama, orang tua harus ikut memahami tujuan belajar dari sekolah, sehingga bisa sigap membantu anak saat merasa kesulitan. Kedua, jangan terlalu memasang ekspektasi tinggi, karena anak bisa merasa tertekan.

Ketiga, eksplorasi ide belajar bersama anak. Keempat, saat mengajari, orang tua harus pintar-pintar memulainya dari bagian yang disukai anak dengan penyampaian yang sederhana.

“Ibu atau orang tua harus lebih banyak terlibat dalam proses belajar anak, karena saat pandemi, sekolah dari rumah artinya bola-nya ada di orang tua,” kata Diajeng kepada Kontan.co.id.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru