TOKOH - Kolaborasi Ayudia Bing Slamet dan Muhammad Pradhana Budiarto bukan cuma di dunia hiburan. Pasangan artis ini juga berkongsi di dunia usaha. Keduanya merintis kedai kopi bertajuk Stuja Coffee akhir April lalu.
Salah satu pertimbangannya: mereka adalah penyuka berat kopi. “Kami suka banget kopi, hampir tiap hari minum kopi. Bahkan, kulineran keliling kedai kopi sering banget, dilakukan sehari-hari atau saat kami berwisata,” ungkap Ayudia.
Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat ketat di tengah usaha kedai kopi yang marak, Ayudia dan Ditto, panggilan sehari-hari Muhammad Pradhana Budiarto, menawarkan konsep yang unik. Suami istri yang menikah 2015 lalu ini mengusung konsep kedai kopi eco-friendly alias ramah lingkungan.
“Stuja Coffee enggak pakai plastik. Minumnya pakai botol beling yang bisa reuse oleh pengunjung. Boleh juga pengunjung bawa tumbler sendiri. Sedotan juga bukan dari plastik,” kata Ayudia.
Dan, perempuan kelahiran Jakarta, 13 September 1990, ini menegaskan, konsep kedai kopinya tersebut bukan sekadar branding ataupun strategi pemasaran. Tapi, merupakan bentuk tanggungjawab dia dan sang suami sebagai pengusaha.
Sebelum membuka kedai kopi, Ayudia dan Ditto melakukan riset dan menemukan fakta: satu kedai kopi bisa menjual 300–500 cup per hari. “Bayangkan, kalau kami menjual segitu, selama sebulan ada berapa banyak plastik yang kami sumbangkan untuk Bumi? Sebagai pelaku usaha, kami ingin bisa berkontribusi membuat lingkungan, Bumi lebih baik,” papar Ayudia.
Soal rasa, Ayudia bilang, Stuja Coffee menyajikan kopi dengan cita rasa agak kuat. Dan, ini jadi karakteristik kedainya.
“Kami tentu serius mengelola usaha ini. Karena keinginan kami, usaha ini bisa menjadi salah satu sumber pendapatan kelak saat kami sudah tidak produktif,” ujarnya yang bersama sang suami menulis buku dan menggarap film Teman Tapi Menikah ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News