SAINS -Jakarta. Saat ini, sejumlah daerah di Indonesia sedang dilanda banjir. Salah satunya banjir terjadi di wilayah Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat yang sudah hampir tiga pekan tak kunjung surut.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP) pekan lalu, kerugian sementara tercatat sebanyak 21.000 unit rumah dan 5 jembatan terdampak, termasuk sejumlah sarana tempat ibadah terendam air.
Bahkan, dua warga dikabarkan meninggal dunia akibat banjir bandang dengan ketinggian 3-5 meter tersebut, masing-masing di Kecamatan Tempunak dan Binjai.
Dikutip dari Kompas.com, Selasa (16/11) Kepala Bidang (Kabid) Kedaulatan dan Logistik BPBD Sintang, Sugianto mengatakan, meskipun situasi banjir di Kalbar dilaporkan sudah berangsur surut, di daerah perhuluan banjir kembali terjadi.
Seperti di Kecamatan Kayan Hulu, Kecamatan Kayan Hilir, Serawai dan Ambalau. Selain banjir, disejumlah wilayah juga dilanda genangan air.
Lantas, apa perbedaan antara genangan dan banjir?
Baca Juga: Perlukah rumah sering-sering dibersihkan, simak penjelasannya
Perbedaan antara genangan dan banjir
Dirangkum dari laman resmi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), perbedaan banjir dan genangan adalah lama waktu terjadinya.
Dari skala waktu, banjir umumnya terjadi dalam waktu yang lama, yakni lebih dari 24 jam. Adapun genangan relatif terjadi dalam waktu singkat, kurang dari 24 jam.
Kemudian dari sisi skala ruang, ketinggian air yang dikatakan banjir adalah lebih dari 40 sentimeter (cm), sementara cakupan areanya luas dengan radius lebih dari 100 meter.
Ketinggian air genangan kurang dari 40 cm, luas area terkonsentrasi di satu bagian saja, mencakup kurang dari 100 meter.
Selain itu, banjir disebabkan oleh alam dan manusia dengan faktor kombinasi yang kompleks. Genangan lebih dominan disebabkan oleh manusia atau sistem drainase.
Terakhir, dari sisi dampak, banjir memiliki dampak besar dan signifikan mencakup kerugian materi bahkan nyawa. Sementara, genangan dampaknya kecil bahkan hampir tidak ada.
Baca Juga: Bakal terdampak La Nina, begini strategi Pemprov DKI Jakarta antisipasi banjir