Ramai ajakan bukber dari kawan dan handai taulan, ini kiat agar tidak sampai tekor

Rabu, 08 Mei 2019 | 12:30 WIB   Reporter: Sri Sayekti
Ramai ajakan bukber dari kawan dan handai taulan, ini kiat agar tidak sampai tekor


ANGGARAN - JAKARTA. Saat Ramadan, acara yang seringkali menyita anggaran adalah buka bersama teman, saudara dan komunitas. Tak jarang acara buka bersama ini langsung terjadwal penuh tiap akhir pekan.

Tentu acara buka bersama ini juga menjadi ajang silaturahmi dengan teman dan kerabat. Namun, kita juga wajib mengamankan anggaran keuangan rumah tangga tetap aman terkendali, jangan sampai terkuras untuk membiayai acara buka bersama yang Anda hadiri.

Berdasarkan kegiatan buka bersama tahun-tahun sebelumnya, kita bisa menyeleksi buka bersama dengan siapa saja. Mana yang harus kita hadiri dan mana yang tidak terlalu berpengaruh kita hendak datang atau tidak.

“Jadikan kegiatan buka puasa sebagai sarana untuk mendapatkan relasi dan investasi. Jadi pilih kegiatan bukber yang dirasa bisa meningkatkan nilai atau value kita, bukan sekedar kegiatan konsumtif,” saran Eko Endarto, perencana keuangan dari Financia Consulting.

Ada beberapa kiat dari Prita Hapsari Gozie, perencana keuangan dari ZAP Finance, berkaitan dengan kegiatan buka bersama.

Pertama, buat jadwal berbuka puasa yang diniatkan untuk dihadiri. Kedua, jika buka bersama memakai sistem iuran, pastikan hadir sesuai kemampuan finansial. Ketiga, usulkan untuk berbuka di lokasi seperti food court agar bebas memilih menu. Keempat, alokasi buka puasa bersama tetap dari pos biaya rutin bulanan.

Anda juga wajib mengkomunikasikan agenda buka bersama ini dengan anggota keluarga lain, sehingga tidak ada hidangan berbuka yang mubazir di rumah.

Jika Anda hendak mengajak sekeluarga berbuka puasa di luar rumah, sebaiknya juga jadwalkan mengingat restoran seringkali sudah penuh dipesan untuk kegiatan buka bersama. Selain itu, perencanaan berbuka di luar ini juga perlu masuk dalam rencana keuangan selama Ramadan.

Tidak mengambil pos dana lain

Sesuai anjuran para perencana keuangan, sebaiknya kita tidak mengambil pos dana lain guna menambah kebutuhan selama Ramadan. Agar Anda bisa disiplin mengatur anggaran selama Ramadan ini, Prita menyarankan setelah  gajian segera pisahkan alokasi biaya bulanan dan program berbuka puasa.

“Hindari program pay later untuk pembelian konsumsi Ramadhan,” pesan Prita. Jika kondisi keuangan cukup mepet, maka Anda dapat mengambil dari dana darurat.

“Bisa diambil dari dana cadangan masih diperbolehkan asal tidak lebih dari 50% dana cadangan tadi dan tidak dianjurkan sampai utang untuk membiayai konsumsi Ramadhan,” jelas Eko.

Jika Anda bekerja membagikmenerima THR di awal bulan Ramadan, ingat Anda harus pandai menahan diri untuk tidak mengutak-utiknya. “Tidak boleh dipakai karena THR memang untuk tunjangan saat Lebaran, itu saja kadang tidak cukup,” jelas Eko. Agar tidak tergoda memakai Prita berpesan, “Segera pisahkan gaji bulanan dan THR,”

Selain biaya konsumsi saat Ramadan juga Anda perlu mengatur anggaran untuk kegiatan amal. “Sangat disarankan sedekah dari pos gaya hidup,” ujar Prita.

Menurut Eko, mengatur anggaran keuangan selama Ramadhan adalah tidak menjadikan Ramadan sebagai keharusan konsumsi lebih. Sebab, jika Ramadhan menjadi ritual pembelanjaan lebih maka akan meningkatkan gaya hidup dan membuat pengeluaran tidak seperti biasanya. Padahal menurunkan gaya hidup yang sudah naik adalah sulit.

Nah, berdasar prinsip dan kiat-kiat di atas, semoga bisa memudahkan Anda dalam menyusun dan mengatur anggaran keuangan rumah tangga selama Ramadan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hasbi Maulana
Survei KG Media
Terbaru