Rasa Pecel Walisongo Mantap, Pedasnya Nampol

28 April 2024 | 09:00 WIB
Rasa Pecel Walisongo Mantap, Pedasnya Nampol
ILUSTRASI. Pecel Walisongo di Jalan Sultan Agung, Kota Jember, Jawa Timur.

Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Nina Dwiantika

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak jauh dari Alun-Alun Jember di Kabupaten Jember, Jawa Timur, ada penampakan yang tak biasa di Jalan Sultan Agung Kaliwates. Tepatnya, di depan gang yang ada banner bertuliskan Depot Mirasa.

Tampak sejumlah orang hingga ojek online antre. Bukan antre untuk mendapat sembako, ya, melainkan menunggu kartu antrean buat memesan pecel buatan Mariyati.

Rendy, menantu Mariyati, bilang, Pecel Walisongo, nama kedai milik Mariyati, selalu ramai, apalagi saat Lebaran. Kedai ini hanya buka dari jam 6 pagi sampai 12 siang.

Tapi, sekitar jam 9-an, stok pecel dan aneka ragam lauk sudah tampak menipis. "Semakin siang, semakin tidak ada lagi lauknya. Bahkan, pecelnya bisa habis juga," ujar Rendy.

Kalau Anda ingin menyambangi kedai pecel ini, memang harus sabar menunggu. Namun, jangan takut. Sebab, ada sejumlah bangku panjang untuk pengunjung makan di tempat. Untuk yang membawa mobil, tersedia area parkir yang luas di pinggir Jalan Sultan Agung.

Kalau Anda sudah pegang nomor antrean, tunggu dipanggil karyawan pecel, ya. Setelah itu barulah bisa memesan nasi pecel yang menawarkan tingkat kepedasan bumbu. Pilihannya hanya dua, sih: pedas sedang atau pedas sekali.

Saat menengok isian pecel di kedai ini, jenis sayuran yang tersaji tak sebanyak pecel madiun. Isinya bahkan cuma kacang panjang dan tauge saja. Inilah ciri khas pecel jember.

Sementara lauk pauknya, banyak ragam. Ada empal, martabak telur, paru, dendeng, telur ceplok, telur puyuh, perkedel, bakwan, dan ikan age. Jadi, pengunjung bebas memilih lauk pauk sesuai selera.

Kedai ini menyajikan pecel di atas nasi. Sayuran menimbun nasi putih barulah diguyur bumbu kacang nan pedas. Plus pelengkap pecel berupa rempeyek dan orek tempe.

Langsung saja jajal, yuk. Bumbu kacangnya kental. Dan, ulekan kacangnya tidaklah kasar. Alhasil, gurih dan legit saat disantap. Dengan kepedasan yang pas, pecel racikan Mariyati, maknyus rasanya.

Rendy menjamin, semua lauk dalam kondisi segar, termasuk sayuran pecel yang baru direbus sebelum kedai buka.

Anda wajib memilih ikan age sebagai lauk pecel. Ikan age merupakan kuliner khas Jember yang tak banyak orang tahu, lo. Sekilas mirip rendang.

Rendy mengaku tak tahu kenapa disebut ikan age. Soalnya, makanan ini terbuat dari daging sapi seperti rendang.

Citarasa ikan age asin pedas dan sangat cocok disantap dengan nasi hangat. Apalagi, nasi dengan pecel bumbu kacang. Makin mantap rasanya.

Sulastri, warga Jember, pelanggan Pecel Walisongo, mengungkapkan, sejak dulu, citarasa pecel di kedai ini tak pernah berubah. Perempuan 64 tahun ini pertama kali merasakan pecel besutan Mariyati pada 1999 silam. Menurut dia, bumbu pecelnya memang khas dan juga kaya rempah.

"Pokoknya mantap dan pedasnya nampol," ucapnya.

Racikan keluarga

Kata Rendy, sang ibu mertua memang selalu menjaga citarasa. Sejatinya, Maryati mendapat resep dari ibunya, Biha. "Awal yang menjalankan nenek, lalu turun ke ibu mertua dan anak-anaknya," sebutnya.

Meski usaha ini sudah bergulir dari generasi ke generasi, Rendy memastikan, resep maupun takaran untuk bumbu masih sama, tidak berubah.

Itulah mengapa, pelanggan lama terus berdatangan ditambah pengunjung baru. Rendy menegaskan, meski harga bahan baku naik di pasar, takaran bumbu tidak berubah sedikitpun, tetap sama.

"Misalnya, harga cabai atau gula naik, takaran buat pecel tidak dikurangi," tegas dia.

Bahan-bahan untuk bumbu pecel, sebetulnya, Rendy mengungkapkan, seperti bumbu pecel kebanyakan. Yakni, kacang tanah, lombok atau cabai, daun jeruk, kencur, dan bawang putih juga bawang merah.

Hanya saja, memang, untuk lauk pauk, lebih beragam dibanding dulu. Dahulu, lauk yang tersedia cuma tempe, empal, paru dan kini lebih beragam.

Rendy membeberkan, ini merupakan strategi untuk menarik lebih banyak pengunjung yang datang. Dan lagi, lauk pauk yang banyak, pilihan konsumen semakin lebih variatif.

Dalam sehari, Rendy mengungkapkan, kedainya bisa menjual 60 porsi sampai 180 porsi pecel. Harganya terjangkau, cuma Rp 21.000 seporsi.

Jika masih belum kenyang dengan melahap seporsi pecel jember plus lauk, kedai ini menawarkan kuliner khas Jawa Timur lainnya, yakni nasi rawon. Rendy menuturkan, nasi rawon di kedai ini sebenarnya sama dengan nasi rawon pada umumnya. Yang membedakan, lagi-lagi takaran bumbunya. Harga nasi rawon sama dengan pecel, Rp 21.000 per porsi.

Jika penasaran dengan rasa pecel jember racikan Mariyati, apalagi sedang ada di Jember, silakan langsung menyambangi Pecel Walisongo. Kedai ini buka setiap hari, ya. Itu tadi, dari jam 6 pagi hingga 12 siang.

Cuma ingat, jam 9-an, stok pecel dan lauk pauk makin menepis. Sebagai tips saja, biar tidak kehabisan, bisa, lo, menghubungi nomor telepon kedai ini untuk melakukan pemesanan sebelum sampai.

Oh, iya, kedai ini ramai pengunjung di akhir pekan, terutama Minggu. Sebab, bertepatan dengan car free day (CFD).

 

Pecel Walisongo

Jl. Sultan Agung III, Kaliwates, Jember, Jawa TimurHP: 089523400699

Koordinat GPS:

-8.16351, 113.69917

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

TERBARU

Close [X]