Siapa bilang tenaga kerja Indonesia (TKI) tak butuh perencana keuangan? Itu sebabnya, Safir Senduk membuka kantor perwakilan Safir Senduk & Rekan di Hong Kong.
Kok, memilih Hong Kong? Soalnya, pahlawan devisa kita yang bekerja di negara bekas jajahan Inggris itu mencapai 150.000 orang. Dan gaji mereka yang paling tinggi di antara TKI yang bekerja di negara lainnya: Rp 3,8 juta sebulan.
Ditambah lagi, Safir mengungkapkan, selama ini kehidupan para TKI di Hong Kong kelewat mewah. Ambil contoh, pakaian mereka selalu mengikuti fashion yang sedang tren di sana. Lantaran, harga barang-barang di Hong Kong lumayan murah. “TKI di sana lebih suka berbelanja ketimbang menabung, persis kayak film Minggu Pagi di Victoria City,” ungkap pria kelahiran Jakarta, 19 Desember 1973 ini.
Contoh yang lain, para TKI di Hong Kong juga doyan dengan entertainment. Demi melihat artis Indonesia pujaan dari dekat, mereka sampai rela mengumpulkan duit untuk mendatangkan sang artis buat konser atau sekadar jumpa fans.
Beda jauh dengan tenaga kerja asal Filipina di Hong Kong. Mereka biasanya malah mengundang para motivator dan perencana keuangan.
Dari semua fakta tersebut, Safir sangat ingin mengubah pola pikir para TKI di Hong Kong. “Saya tidak gengsi membantu TKI mengelola keuangannya karena saya mau TKI di Hong Kong bisa lebih hemat, supaya pas kembali ke Indonesia bisa menjadi kaya,” ulas pria penggemar travelling itu.
Setelah membuka cabang di Hong Kong, bulan depan, Safir Senduk & Rekan rencananya juga bakal hadir di Malaysia. Safir punya alasan: pasar perencana keuangan TKI belum ada yang menggarap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News