KALAU Anda sering melintasi Jalan Kemanggisan Raya dari arah Slipi ke arah Tanjungduren, Batusari, atau wilayah Jakarta Barat lainnya, bisa jadi Anda pernah mendengar nama Kemanggisan Corner. Julukan “corner” untuk lahan seluas kurang dari sepertiga hektare ini muncul lantaran lokasinya memang berada di ujung pertigaan yang strategis: dilewati jalan nan ramai dari beberapa arah.
Maka tidak aneh kalau di kawasan ini berkembang aneka ragam bisnis. Lihatlah ada kafe bernama Kemanggisan Food Corner, gerai makanan Metro 21, beberapa gerai distro, klinik kecantikan kulit, dan dalam waktu dekat akan ada salon dan studio foto. Sebenarnya pernah ada pula rencana pendirian gerai perbelanjaan. Namun, hingga kini belum buka.
Yang pasti, sekarang ini di Kemanggisan Corner orang tidak hanya bisa makan-minum, tapi juga menikmati layanan pijat refleksi untuk melenturkan otot-otot yang kaku setelah capek seharian bekerja atau sehabis lihat-lihat di gerai distro. “Yang kami jual sebenarnya adalah lokasi, letak yang strategis, karena tempat ini banyak dilewati orang,” kata Bonardo Simanjuntak, pemilik Kemanggisan Corner.
Dari arah jalan yang padat, Kemanggisan Corner ditandai dengan tenda besar transparan yang cukup menggoda mata para pengguna jalan. Bonardo bilang, ini memang salah satu strategi untuk menarik perhatian.
Begitu masuk ke dalam, tempat yang tidak terbilang luas ini ternyata bisa menampung pengunjung sampai 70 orang. Di akhir pekan tempat ini selalu penuh karena ada acara nonton bareng Liga Inggris melalui layar besar.
Bila ingin langsung makan minum, pengunjung bisa memesan beragam menu. Maklum, di sini memang ada tujuh stan yang menawarkan menu yang berbeda satu sama lain. Sambil berselancar di dunia maya melalui komputer jinjing dengan menggunakan fasilitas free hotspot, pengunjung juga bisa sambil menikmati alunan musik dari compact disc yang diputar tanpa henti.
Sembari menunggu pesanan makanan, pengunjung bisa menikmati layanan pijat refleksi atau cari-cari item menarik di gerai distro. Kalau tidak, bisa juga ke klinik kecantikan kulit dulu sebelum nyantai cari makan minum.
Menurut Bonardo, konsep awal Kemanggisan Food Corner adalah perpaduan antara kafe dan food court. Artinya, pengunjung yang datang akan dilayani seperti di kafe, tapi ia dapat memilih aneka makanan yang ia suka di stan-stan yang ada di kawasan ini.
Hanya, jangan berharap banyak untuk menemukan kualitas sajian sekaliber kafe terkenal ataupun resto mewah, karena Kemanggisan Food Corner tidak membidik kelas atas. Ini misalnya terlihat pada harga makanan yang hanya berkisar antara Rp 10.000 hingga Rp 25.000 per porsi.
Adapun di Metro 21 pengunjung mendapatkan suasana seperti di rumah. Dengan bangunan yang dibentuk menyerupai gubuk dan tenda-tenda beratapkan jerami serta dikelilingi dengan tanaman hijau, semakin menegaskan suasana rumah nan asri. Tidak hanya itu, menu yang ditawarkan pun kebanyakan merupakan masakan rumahan, seperti nasi timbel, nasi liwet, sayur asem, ayam bakar, di samping aneka bakmi.
Sayang, lahan parkir tidak mencukupi untuk menampung seluruh pengunjung yang datang dengan dengan mobil. Repot, deh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News