Sedap rawon malang dengan sambal tempe

Sabtu, 10 September 2016 | 10:00 WIB   Reporter: SS. Kurniawan
Sedap rawon malang dengan sambal tempe


Kuliner Malang tak melulu bakso malang dan cwie mie. Kota apel ini juga punya banyak makanan khas lain. Misalnya, orem-orem, nasi mawut, juga rawon.

Dan, salah satu spot kuliner di Malang ada di Jalan Kawi Atas. Di jalan yang terletak di daerah Klojen ini bercokol kedai rawon legendaris, juga jadi salah satu ikon Malang. Namanya: Rawon Djenggot.

Tapi, kedai yang berdiri 1976 ini tak persis ada di Jalan Kawi Atas, ya. Posisi tepat Rawon Djenggot terletak di Simpang Kawi Atas. Jalan ini berada di sebelah kiri Kawi Atas jika datang dari Alun-Alun Malang.

Plang besar bertuliskan Rawon Djenggot yang tertancap di muka Simpang Kawi Atas jadi penanda kedai milik Purwati itu. Yang jadi penanda lain adalah gapura merah. Dari depan jalan ini, letak kedai tersebut berjarak 50 meter saja.

Cuma, catat betul waktu bukanya. Pasalnya, kedai ini enggak buka setiap hari, hanya Senin–Rabu dan Jumat–Sabtu.

Kok? Purwati bilang, Kamis dan Ahad jadi waktu untuk menyiapkan bumbu. “Tidak cukup cuma setengah hari,” kata generasi kedua Rawon Djenggot ini.

Jam operasionalnya pun tidak sepanjang hari, hanya tujuh jam, dari pukul 5 sore sampai 12 malam. Tambah lagi, waktu yang pas menyantap rawon adalah malam hari. “Pernah buka pagi tapi tidak ada yang beli,” ungkap Purwati.

Dan, meski kapasitas kedai mencapai 80 orang, jangan harap gampang memperoleh tempat duduk kosong di musim liburan panjang, seperti Natal dan Tahun Baru. Anda mesti berdiri mengantre di belakang pengunjung lain yang sedang makan untuk dapat tempat duduk. Saat libur Lebaran Rawon Djenggot selalu tutup.

Begitu dapat tempat duduk, seorang pelayan segera menghampiri meja untuk menanyakan pesanan. Kedai yang namanya diambil dari panggilan sehari-hari ayah Purwati, Rajid, ini menyajikan nasi rawon campur.

Maksudnya: nasi, kuah, dan isi rawon bahkan sambal ulek ada dalam satu piring. Tapi, Anda bisa, kok, memesan kuah secara terpisah.

Sambal goreng

Enggak pakai lama, sepiring rawon mendarat di atas meja. Kuahnya berkelir hitam pekat dan tidak ada jejak minyak.

Terdapat lima potongan daging sapi seukuran ruas jari orang dewasa. Tak ketinggalan nasi, kecambah, sambal ulek.

Tapi, ada satu lagi isi piring yang enggak ada di rawon kebanyakan: sambal goreng tempe. Ini yang membedakan rawon racikan Purwati yang resepnya berasal dari sang ibu, Sutani, dengan rawon lainnya.

Buat yang baru pertama kali ke kedai ini, ritual mencicipi kuah rawon lebih dulu jadi keharusan. Di seruputan pertama, rasa gurih dan citarasa asin yang pas langsung pecah di mulut, berpadu tepat dengan bumbu rempah yang didominasi keluak.

Segar lagi. Sambal ulek yang terbuat dari cabai rawit makin memperkaya rasa.

Lidah Defina Romasi pun menari. “Semua rasanya dapet, gurih, tidak terlalu asin, kaya rempah” katanya yang baru sekali ke Rawon Djenggot.

Kuncinya: yang pertama, dalam membuat kaldu, Purwati menggunakan daging tanpa lemak.

Kedua, memakai keluak pilihan. Perempuan 57 tahun ini hanya memilih buah pohon kepayang ini yang berwarna hitam mengkilap dan ada minyaknya plus berat.

Sebelumnya, ia mencicipi dulu keluak. Kalau rasanya pahit tidak dipakai. “Kiriman dari Blitar dan Bali,” ujar Purwati yang menghabiskan 30 kilogram (kg) keluak seminggu.

Ketiga, enggak pelit rempah.

Setelah matang sekitar jam satu siang, kuah rawon lantas didiamkan sampai dingin. Setelah itu, diambil minyak-minyak yang mengambang. Itu sebabnya, kuah rawon buatan Purwati bebas jejak minyak.

Sebagai pendamping rawon, banyak pilihan di kedai ini, mulai empal, babat, telur asin, perkedel, tahu, hingga tempe. Cuma saran saja, ya, jangan lewatkan mendol.

Itu, lo, tempe yang ditumbuk lalu dibentuk mirip kapsul. Rasa tempe khas Malang bikinan Purwati ini betul-betul kaya rempah.

Menurut ibu empat putra ini, bumbu mendol memang ramai, seperti bawang merah dan putih, ketumbar, laos, jintan, daun jeruk, cabai, yang dihaluskan.

Yang istimewa dari tempe di kedai ini adalah pembuatnya hanya memproduksi untuk Rawon Djenggot. Dalam sehari, kedai tersebut memesan 400 biji tempe yang dikirim setiap jam 10 pagi. “Sejak dulu pesan di orang itu,” ucap dia.

Selain nasi rawon, makanan yang juga jadi favorit pengunjung kedai ini: nasi campur lodeh. Salah satu pelanggan nasi campur lodeh besutan Purwati ialah aktor Deddy Mizwar yang sekarang jadi wakil gubernur Jawa Barat. “Beliau kalau mau ke sini telepon dulu sehari sebelumnya,” kata Purwati.

Lodeh di kedai ini berisi tahu, tempe, dan potongan kacang panjang. Selain lodeh, nasi campur lodeh alias basah khas Rawon Djenggot berisi mi goreng, sambal goreng tempe, serundeng, dan sambal ulek.

Jadi, kalau jalan-jalan ke Malang dan sekitarnya, jangan lewatkan wisata kuliner ke Rawon Djenggot. Harga seporsi nasi rawon dan nasi soto daging Rp 18.000.

Lalu, nasi campur lodeh, nasi campur bali, serta nasi goreng jawa harganya Rp 16.000 per porsi.

Harga empal dan babat Rp 18.000 sepotong. Sedang banderol harga satu potong mendol, tempe, perkedel, tahu Rp 2.000.

Untuk minuman, kedai ini  hanya menyediakan teh, jeruk, dan jahe seharga Rp 5.000 segelas. Kopi juga ada Rp 4.000.

Yang mau bawa pulang sambal goreng tempe juga bisa. Harganya Rp 16.000 seporsi. “Sambal goreng saya sudah sampai ke luar negeri, seperti Hong Kong dan Malaysia,” beber Purwati bangga.

 

Rawon Djenggot

Jl. Simpang Kawi Atas No. 1 Klojen, Malang, Jawa Timur

HP 085100573858

Koordinat GPS:
S7097.51974’-E112061.81202’

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: S.S. Kurniawan

Terbaru