APLIKASI - SAN FRANCISCO. WhatsApp mulai Selasa (7/4) memperketat penerusan pesan, dengan membatasi pengguna untuk berbagi konten yang mereka teruskan, setelah lonjakan pesan palsu sejak awal krisis virus corona baru.
Pandemi yang telah menewaskan lebih dari 70.000 orang di seluruh dunia ini juga marak oleh apa yang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebut sebagai "infodemik". Maksudnya, informasi yang salah mengenai wabah virus corona.
Informasi yang salah tersebut mendorong pemerintah negara-negara dan otoritas lain mendesak perusahaan media sosial termasuk WhatsApp untuk berbuat lebih banyak untuk memerangi masalah itu di tengah pandemi Covid-19.
Baca Juga: Ada wabah corona, belanja di Alfamart kini bisa lewat WhatsApp
WhatsApp, yang memiliki lebih dari 2 miliar pengguna di seluruh dunia, mengatakan dalam blog-nya, mereka membuat perubahan setelah mengamati "peningkatan yang signifikan" dalam jumlah "infodemik" sejak awal krisis coronavirus.
"Kami percaya, penting untuk memperlambat penyebaran pesan-pesan (yang salah) ini, agar WhatsApp tetap menjadi tempat untuk percakapan pribadi," kata WhatsApp dalam pernyataan resminya, Selasa (7/4), seperti dikutip Reuters.
Seorang juru bicara WhatsApp mengatakan, pembatasan penerusan pesan tersebut akan berlaku tanpa batas waktu.
Baca Juga: Klaim token listrik gratis lewat WhatsApp baru bisa 6 April, begini caranya
Aplikasi percakapan instan ini telah memberlakukan pembatasan penerusan pesan secara bertahap sejak 2018, setelah WhatsApp dituding memicu gelombang pemukulan massal yang berujung kematian di India akibat penerusan informasi yang salah.
Sejak tahun lalu, pengguna WhatsApp hanya bisa meneruskan pesan ke lima orang atau grup sekaligus, turun dari batas sebelumnya 20. Platform ini juga memberi label pesan apa pun yang telah pengguna teruskan lebih dari lima kali.
Menurut WhatsApp, pembatasan sebelumnya sukses menurunkan 25% dalam penerusan pesan oleh pengguna merea.
Baca Juga: Twitter hapus 1.100 kicauan hoaks terkait virus corona
Facebook dan Twitter telah menanggapi banjir informasi medis yang tidak akurat yang pengguna mereka posting dalam beberapa bulan terakhir, dengan melarang pengguna mengunggah informasi yang menyesatkan tentang virus corona.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News