Sembilan kerang kiloan dengan sebelas sambal

Selasa, 21 Oktober 2014 | 13:08 WIB   Reporter: Surtan PH Siahaan
Sembilan kerang kiloan dengan sebelas sambal

ILUSTRASI. Ingin Meredakan Vertigo? Coba Konsumsi 5 Makanan Ini Moms


JAKARTA. Bagi para penggila kuliner kerang, kerang kiloan Pak Rudi bisa jadi pilihan. Kedai yang terletak di Jalan Bumi Nomor 17 Mayestik, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, ini hanya menyediakan kerang rebus, enggak ada yang lain. Tapi, kedai ini tak hanya menawarkan kerang hijau dan kerang dara seperti yang banyak dijajakan warung seafood lainnya.

Ada sembilan jenis kerang yang bisa Anda santap di kedai tersebut, mulai kerang bulu, kerang bambu, kerang madu, hingga kerang simping. Anda tinggal pilih sesuka hati. Kedai yang buka mulai jam lima sore ini cukup nyaman, lo.

Selain bersih dan punya lahan parkir pinggir jalan yang lumayan luas, Anda bisa pilih makan di tenda atau bersantap di dalam kedai. Limapuluh pengunjung bisa tertampung di sini. Memang, kedai ini baru berdiri dua bulan lalu, persisnya 14 Februari 2014. Tapi, ramainya bukan main.

Saban hari, belum buka saja, sudah ada pembeli yang antre. Tak heran, sering dalam tempo tiga jam kerang kiloan Pak Rudi sudah tutup warung. Sekitar 120 kilogram (kg) 150 kg kerang yang tersedia di hari biasa ludes terjual.

Pada akhir pekan stok 180 kg kerang juga habis tak bersisa dalam waktu tiga jam saja. Menurut Renaldi Wisaksono, sang pemilik kedai, pengunjung kerang kiloan Pak Rudi bukan cuma orang Indonesia, tapi juga ada warga negara asing, seperti Jepang dan Thailand.

Beberapa artis, misalnya, pemain sinetron Jane Shalimar dan personel girlband Cherrybelle, juga pernah makan di kedainya. Sesuai namanya, kedai ini tidak menjual kerang per porsi, melainkan per kilogram.

Makanya, paling sedikit pengunjung harus membeli satu kilogram kerang atau setengah kilogram untuk kerang jenis tertentu seperti kerang bambu.  Selama ini banyak yang kurang puas makan di kedai yang biasanya menyajikan kerang dalam porsi kecil,  kata Rudi, panggilan akrab Renaldi Wisaksono.

Mari makan.  Sebelum makan, Anda dipersilakan memilih kerang yang ada di atas meja besar di samping kasir. Kerang yang Anda minati akan langsung ditimbang di tempat, kemudian dikirim ke dapur untuk dimasak. Meski menyediakan nasi, pelanggan kedai ini biasanya datang hanya untuk mengudap kerang.

Setelah pesan, sekitar 10 menit kemudian kerang terhidang di atas meja. Penyajian untuk tiap jenis kerang berbeda.

Kerang bulu, kerang hijau, dan kera dara, contohnya, ditaruh di sebuah wadah khusus berbahan stainless yang berlubang pada bagian bawah. Fungsinya agar air rebusan kerang tidak menggenang tapi tumpah ke piring yang ada di bawah.

Untuk kerang bambu disajikan di piring datar. Sebagai pemanis, irisan jeruk nipis diletakkan di atas tumpukan kerang. Nah, ini yang membedakan kerang kiloan Pak Rudi dengan kedai lainnya.

Kedai itu menawarkan sebelas sambal alias saus sebagai teman menyantap kerang. Ada saus kacang, saus padang, saus lado ijo, saus mushroom, saus nanas asam manis, hingga saus garlic.

Kerang masih segar

Oh, iya, hampir semua jenis kerang dimasak dengan cara direbus. Kerang yang tak cocok digoreng jadi keras dan tidak selembut seperti direbus,  ungkap Rudi.

Waktunya berpesta. Sasaran pertama kerang dara. Kerang kecil berwarna putih ini sudah merekah saat nangkring di meja makan. Alhasil, kita tak kesulitan untuk mencomot kerang yang kaya protein ini.

Rasa rempah yang terjebak dalam kerang cukup terasa. Teksturnya dagingnya juga tidak alot. Meski tidak ada aturan mainnya, kerang dara sepertinya lebih cocok beradu dengan saus lado ijo. Rasa asin yang halus pada kerang sangat serasi ketika bercampur dengan ledakan pedas si saus lado ijo.

Lain cara masak, lain pula rasa kerangnya. Untuk kerang hijau goreng, dagingnya punya tekstur renyah lantaran digoreng sampai kering. Meski begitu, tidak ada rasa pahit yang tertinggal di lidah. Dan, rasa lunak yang khas pada kerang juga tidak lantas hilang. kerang bambu juga sangat layak Anda jajal.

Begitu digigit, kerang yang superjuicy ini langsung meletus dan mengeluarkan kuah rebusan yang meresap dalam daging. Aroma kerang juga tidak amis. Tandanya, saat dimasak kerang masih dalam keadaan segar.

Meski banyak varian, saus mushroom mesti Anda coba. Rasanya creamy, gurih, serta ada sedikit rasa asam dan pedas. Yang bikin asyik, aroma jamur di saus ini terasa wangi di dalam mulut. Pengunjung juga bisa meminta tambahan saus secara cuma-cuma. 

Favorit saya, sih, saus mushroom dan saus tiram,  ujar Ibnu Sismoyo, pelanggan kedai ini. Rudi bilang, tidak ada yang istimewa dari cara kedainya mengolah kerang. Walau punya bumbu rahasia yang dicampur saat merebus kerang, kunci rasa kerangnya berasal dari bahan yang masih segar.

Kecuali kerang bambu, kerang jenis yang lain dipasok dan disajikan pada hari yang sama. Meski ada sisa, kedai ini tidak pernah menggunakan kerang tersebut untuk dijual keesokan harinya.

Sekali pun sudah masuk lemari pendingin, rasa kerang yang sudah mati terlalu lama akan berubah. Aromanya juga lebih amis. Pasokan kerang saya dari nelayan Kepulauan Seribu,  beber Rudi.

Untuk menikmati sekilogram kerang hijau goreng, Anda perlu menebusnya dengan uang Rp 32.000. Harga satu kilogram kerang dara Rp 34.000. Banderol harga kerang bambu Rp 40.000 per setengah kg.

Untuk minuman, kedai ini hanya menyediakan air mineral dan softdrink. Teh Botol atau Coca-Cola, misalnya, harganya Rp 4.000 pas per botol. Siapa mau coba menimbang kerang di Mayestik?

Kerang kiloan Pak Rudi Jl. Bumi No.17 Mayestik. Jakarta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan
Terbaru