Sepiring magelangan bikin lidah ketagihan

Selasa, 17 Januari 2012 | 13:22 WIB Sumber: Mingguan KONTAN, Edisi 16 - 23 Januari 2012
Sepiring magelangan  bikin lidah ketagihan


Sudah pernahkah Anda mendengar istilah magelangan? Ini bukan nama daerah tapi julukan untuk nasi goreng bercampur mi. Dulu-dulunya orang Magelang, Jawa Tengah, tak memberikan sebutan khusus terhadap makanan ini. Mereka hanya bilang “sego goreng campur mi”, jika memesan santapan ini.

Sebutan magelangan justru muncul dari penggemarnya yang ada di daerah lain, seperti Yogyakarta. Mereka menjuluki nasi goreng unik kegemaran orang Magelang ini dengan istilah magelangan. Lambat laun istilah ini menjadi populer di Magelang sendiri.

Kalau kebetulan sedang berada di Magelang atau berencana melintasi kota di kaki Bukit Tidar ini, tak salah jika Anda menjajal santapan nan sedap ini. Salah satu kedai yang bisa Anda sambangi adalah warung milik Yatno. Tenang, lokasi kedai ini gampang ditemukan oleh orang dari luar kota sekali pun.

Ya, Yatno membuka kedai di pinggir jalan raya Magelang–Yogyakarta (Jalan Mayjen Bambang Soegeng), sebelum lampu merah Mertoyodan, jika Anda melaju dari Jogja. Warung ini juga persis berseberangan dengan pabrik karoseri New Armada. Anda tak perlu ragu memarkir mobil kalau sudah mendapati spanduk bertuliskan Nasi Goreng Pak Yatno.

Pembeli yang rutin menyambangi kedai berukuran 3 meter x 3 meter plus tenda tambahan ini datang dari berbagai daerah, termasuk Semarang, Yogyakarta, serta kota-kota luar Jawa Tengah. Saban hari, antara jam 4 sore dan tutup pukul 12 malam, Yatno memasak 300 porsi pesanan untuk pengunjung.

Yatno tak hanya menyediakan magelangan. Para penggemar mi rebus dan mi goreng juga biasa mampir ke sini. Satu lagi hidangan yang mungkin jarang-jarang Anda jumpai di tempat lain adalah sego godog. Sesuai namanya, santapan ini adalah nasi yang direbus, mirip mi godog. Tapi, magelangan menjadi favorit pembeli di kedai ini. Harga semua sajian itu sama, hanya Rp 9.000 seporsi.

Seperti kebanyakan warung mi dan nasi goreng jawa lain, Yatno yang sudah 22 tahun berjualan hanya memakai daging ayam kampung untuk campuran masakannya. “Setiap hari saya menghabiskan 20 ekor ayam kampung, 15 kilogram beras, dan 20 kilogram mi,” kata lelaki berusia 45 tahun ini.

Dimasak satu-satu demi citarasa yang maksimal

Untuk mendapatkan seporsi magelangan di kedai ini, Anda mesti bersabar. Apalagi kalau pas ramai pembeli. Harap maklum, sampai sekarang Yatno sendiri yang menjadi tukang masak tunggal di kedainya. Sudah begitu, dia pantang mengolah makanan lebih dari satu porsi sekaligus.

Yatno rela memasak makanan satu demi satu, berurutan sesuai pesanan, agar bumbunya pas. “Sama seperti istri, kalau didobel tidak enak,” kelakar Yatno. Oh, iya, dia juga memasak magelangan di atas tungku arang yang membara. Walhasil, masakan matang sempurna.

Buah kesabaran Anda menunggu bakal terbayar lunas begitu sepiring magelangan terhidang di meja. Aroma gurih uap kaldu ayam dan kecap manis yang menyelimutinya bakal semakin menerbitkan selera.

Begitu sesendok magelangan masuk ke dalam mulut, mmm..., segala hasrat untuk memuaskan lidah Anda akan terkonfirmasi seketika. Benar-benar racikan nasi goreng yang istimewa.

Jangan heran kalau hampir dalam setiap sendokan Anda mendapati suwiran tebal daging ayam. Yatno memang tak pelit memanjakan pembelinya dengan daging ayam kampung. Predikat daging ayam kampung yang terkenal liat tak akan Anda temui di kedai ini. Yatno sudah merebus daging ayamnya hingga empuk.

Apa yang membuat magelangan racikan Yatno begitu sedap? Dia tak ragu berbagai rahasia dapur.

Menurutnya, bumbu dasar untuk membuat olahan nasi maupun bakmi sama seperti pedagang lain, yakni mengandalkan bawang putih dan merica. Nah, agar lebih lebih sedap, Yatno menambahkan udang kering atau ebi yang ditumbuk bersama dua bumbu utama tadi. Bumbu kemudian ditumis sebentar hingga mengeluarkan aroma nan harum. Selanjutnya bahan lain dimasukkan sesuai jenis masakan.

Jangan salah, ini bukan resep turun-temurun, lo. Yatno mengaku belajar memasak magelangan secara autodidak. “Saya sering kumpul dengan pedagang mi asal Wonosari, bertukar pengalaman,” aku Yatno.

Oh, iya, Anda juga bisa melengkapi pesanan Anda dengan balungan alias tulang-belulang ayam. Selain itu, Anda boleh memesan kepala dan leher, ceker, dada ayam, ati ampela, serta uritan alias telur ayam yang belum dilahirkan. Untuk mendapatkan tambahan kelezatan itu Anda hanya perlu menambah ongkos Rp 2.000–Rp 3.000 lebih mahal.

Ayo, melaju ke Magelang!

Nasi Goreng Pak Yatno
Jl. Mayjen Bambang Soegeng Magelang, Jawa Tengah
(depan New Armada)
koordinat GPS:
(S7030.348’ - E110013.435’)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Catur Ari

Terbaru