Sulap, Permainan Yang Penuh Trik

Minggu, 20 September 2009 | 00:01 WIB   Reporter: Dyah Megasari

090909_sulap4MESKI beberapa penonton melihatnya dengan serius, Risky tetap terlihat santai memainkan setumpuk kartu di tangannya. Dengan trik tertentu, semua sisi kartu yang semula biru berubah menjadi merah. Tak hanya itu, jajaran kartu itu bisa menempel di tiap jengkal jari Risky. Decak kagum dan berbagai pertanyaan penonton sudah biasa dihadapi pesulap yang terkenal dengan sebutan Risky Flourish ini. Kemampuan seperti itu tak hanya dimiliki oleh Risky, namun juga para anggota komunitas sulap Ace of Spades (AOS). Ada puluhan pesulap yang tergabung dalam komunitas yang berdiri sejak 16 Agustus 2008 silam ini. Saat pertama berdiri, AOS hanya beranggotakan empat orang saja. Risky bilang, saat ini sulap menjadi banyak diminati lantaran gengsinya semakin tinggi. "Apalagi jika permainan sulap ini sukses menghibur banyak orang, Ada kepuasan batin yang dirasakan," ujarnya. Ahmad Ghufron Ramadhan, salah seorang pendiri AOS, menuturkan, komunitas yang semula bernama M2 atau magician movement itu hanyalah wadah penyaluran hobi. Namun, seiring dengan semakin populernya sulap, "Semakin banyak orang yang ingin bergabung," kata Ahmad. Seragam hitam Tujuan komunitas sulap ini adalah memopulerkan pandangan bahwa sulap bukanlah hal gaib. Oleh karena itu, para anggota komunitas sering mengisi di berbagai acara di sekolah atau festival. Dari kegiatan ini pun, para anggota juga sering mendapat tambahan penghasilan. Pertunjukan yang sering menjadi andalan komunitas ini adalah permainan kartu  di luar ruang (outdoor). Alhasil, setiap anggota wajib memiliki bycicle card. Kartu yang disebut bycicle card punya ciri khas yakni berwarna warni. Selain itu, kartu ini juga  memiliki desain khusus. Kartu yang masih diimpor dari Amerika ini biasanya bisa diperoleh di toko-toko yang khusus menjual peralatan sulap. Harganya antara Rp 35.000 hingga Rp 60.000 per set. Selain menggelar pertunjukan, anggota komunitas ini juga mengadakan pertemuan setiap akhir pekan di base camp mereka yang berada di Jalan Raya Kalimalang, Jakarta Timur. Dalam tiap pertemuan, para anggota AOS berbagi jurus-jurus sulap terbaru antar anggota komunitas. Maklum, meskipun tergabung dalam satu komunitas, para anggotannya memiliki aliran sulap berbeda-beda. Misalnya flourish atau cardician magic yang lebih banyak bermain dengan kartu sebagai media sulap. Sedangkan aliran impromptu lebih mengandalkan permainan dadakan. Pesulap pun harus bisa memainkan benda-benda yang ada di sekeliling mereka sebagai media untuk bermain sulap. "Permainan ini jauh lebih sulit. Membutuhkan ketrampilan yang lebih tinggi," kata Ahmad. Aliran terakhir adalah street magic yang menggunakan alat tertentu yang tak terlihat saat pesulap mempertontonkan kemampuannya. Meski begitu, para anggota komunitas tak hanya mengandalkan komunitas untuk mengembangkan ketrampilannya. "Sebagian juga masih mengikuti sekolah sulap untuk menambah ketrampilan permainan," kata Risky. Tak hanya ketrampilan saja yang mendukung penampilan mereka di panggung. Kostum juga sangat berpengaruh membangun kepercayaan diri mereka saat melakukan sulap. "Kami mengusung warna hitam yang sesuai dengan ciri khas dunia persulapan sebagai kostum kami," kata Ahmad. Saat pertunjukan, mereka biasanya memakai jas hitam. Namun kalau hanya kumpul sesama anggota, kaos dan celana hitam menjadi seragam komunitas AOS.

Sulap Tak Pakai Kekuatan Gaib Jika Anda melihat aksi komunitas Ace of Spades (AOS), mereka tidak hanya mengandalkan aksi tipuan mata. Aksi pertunjukan sulap sudah jauh berkembang dengan melibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ahmad Ghufron Ramadhan, salah satu pendiri komunitas Ace of Spades berharap penonton membuang jauh-jauh pikiran sulap adalah gaib, ilmu hitam, atau sebangsanya. "Sulap hanyalah hiburan yang menggunakan trik," kata Ahmad. 090909_sulap3Kendati di saat ini teknologi sudah demikian maju, Ahmad yakin, masih ada orang yang menduga ilmu sulap memakai kekuatan gaib. "Padahal, sulap itu ada seninya. Yaitu bagaimana menjaga rahasia sulap tetap tertutup rapat," ujar Ahmad. Namun tak bisa dipungkiri, menonton aksi-aksi pertunjukan sulap dengan mata kepala sendiri seringkali menggelitik nalar. Tak terkecuali bagi mereka yang menyebut diri sebagai manusia rasional. Anggota komunitas ini juga wajib menjaga kode etik pesulap, yaitu pantang membocorkan rahasia sulap. Bahkan, terhadap orang terdekat mereka sekalipun. "Tapi membagi rahasia ke sesama komunitas jelas boleh. Karena tujuannya adalah saling bertukar ilmu," kata  Ahmad. Mereka yang berminat mendalami sulap bisa belajar dari para pesulap senior. Namun, bagi yang ingin belajar cepat, magician shop juga menyediakan beberapa alat yang sudah direkayasa. "Biasanya alat ini mahal, tapi penggunanya tak terlalu bekerja keras untuk belajar seni sulap," kata Ahmad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test
Terbaru