TOKOH - Saat masih berseragam putih abu-abu alias SMA, Shafa Tasya Kamila sudah mengenal reksadana. Kedua orangtuanya lah yang mengenalkan instrumen investasi itu.
Tapi, aktris, penyanyi, sekaligus presenter ini baru mengenal betul seluk beluk reksadana kala duduk di bangku kuliah, persisnya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI). “Saya diajari juga tentang pasar modal termasuk reksadana. Dari situ saya dapat ilmunya,” katanya.
Lantaran sudah paham, Tasya mengoleksi reksadana untuk berbagai tujuan investasi. Terutama, untuk kebutuhan masa depan seperti biaya pendidikan anak-anaknya.
Perempuan kelahiran Jakarta, 22 November 1992, ini punya beberapa produk reksadana yang dia sesuaikan dengan tujuan investasinya. Tanpa menyebut secara perinci, ia memiliki tujuan investasi jangka pendek dan panjang.
Jangka pendek, misalnya, untuk liburan. “Kalau yang jangka panjang, contohnya, untuk pendidikan anak, hari tua,” imbuhnya.
Dan, sebagai kaum milenial, Tasya berharap, generasi muda juga melek investasi di pasar modal. Reksadana cocok bagi investor pemula. Sebab, pengelolaan uang sepenuhnya ada di tangan manajer investasi.
Dia memilih reksadana juga lantaran tidak punya waktu untuk sering-sering memantau perkembangan investasinya seperti saham. “Punya reksadana dan enaknya investasi ini, tuh, aku enggak mikirin segalanya karena sudah diurus oleh manajer investasi,” jelas pemilik gelar Master of Public Administration dari Columbia University, New York, Amerika Serikat (AS), ini.
Meski begitu, Tasya mengingatkan, berinvestasi di reksadana juga ada risikonya. Sama dengan investasi lain di pasar modal yang juga mempunyai risikonya, yakni harga yang naik dan turun. Tapi, investor tidak perlu kaget apalagi khawatir melihat harga reksadana sedang turun.
Yang penting, saat memutuskan menanamkan uang di reksadana, investor mesti menyesuaikan produk dengan tujuan investasi. Lantaran banyak produk reksadana yang ada di pasaran, maka investor perlu mempelajari mengenai karakteristik dari masing-masing produk itu.
Semuanya, Tasya mengungkapkan, bisa investor lihat dan baca dari prospektus dan historis kinerja produk tersebut. “Setelah itu, kita enggak repot lagi, semua sudah dikelola dengan baik oleh fund manager,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News