EDUKASI - Anda hendak memasukkan anak ke pesantren? Tidak perlu khawatir, simak tips cara memilih pesantren yang aman dan baik berikut ini.
Melansir dari situs Kementerian Agama (Kemenag), pesantren merupakan lembaga pendidikan asli Indonesia dan memiliki kontribusi besar bagi negeri ini.
Banyak tokoh penting di Indonesia yang memiliki latarbelakang lulusan pesantren. Sebut saja, mantan Presiden RI KH Abdurrahman Wahid, Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, hingga menteri dan kepala daerah di Indonesia yang pernah menempuh pendidikan di pesantren.
"Ini sesungguhnya memberikan fakta bahwa pesantren adalah tempat yang aman, layak, dan tepat untuk pengembangan anak bangsa," ungkap Direktur Jenderal Pendidikan Islam M. Ali Ramdhani, seperti dikutip dari situs Kemenag.
Baca Juga: Australia Buka Beasiswa G20 2022 untuk Pelajar Indonesia Jenjang S2 & S3, Ini Infonya
Tips memilih pesantren yang aman untuk anak
Banyaknya berita negatif tentang pesantren, seperti kekerasan seksual dan terorisme, membuat orangtua khawatir menitipkan buah hati mereka dalam pengasuhan pendidikan pesantren.
Dhani menyebutkan, orangtua tidak perlu khawatir menyekolahkan anak ke pesantren jika sudah memahami bagaimana sesungguhnya pesantren.
"Saya ingin mengingatkan bagi seluruh anak bangsa, terutatma kepada seluruh orang tua yang hari ini ingin menitipkan anaknya dalam proses pendidikan pondok pesantren perlu melihat apakah lembaga yang menyebut dirinya pesantren memiliki arkanul ma’had (rukun pesantren)," jelasnya.
Ada lima hal yang menjadi arkanul ma’had. Pertama, kiai yang menjadi figur teladan sekaligus pembimbing santri.
"Lihat sanad keilmuannya. Sanad keilmuannya jelas, ada kiainya. Jangan menitipkan ke pesantren yang gurunya hanya satu tunggal," pesan Dhani.
Baca Juga: Mengenal Ganja Medis, Manfaat, dan Bedanya dengan Ganja Kelompok Narkoba
Rukun selanjutnya adalah adanya santri mukim, pondok atau asrama, fasilitas masjid atau musalla, serta kajian kitab kuning.
Dhani menegaskan, orangtua memperhatikan sanad keilmuan, ada kiai, fasilitas pesantren yang baik, dan ada pembelajaran kitab kuning saat memilih pesantren untuk anak.
Yang tidak kalah penting adalah pesantren yang bersifat inklusif. Artinya, orangtua boleh menengok dan masyarakat boleh melihat pesantren tersebut.
"Dengan demikian saya bisa mengatakan pesantren aman dan layak menjadi tempat orang tua menitipkan pendidikan anak," ucap Dhani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News