Tren Olahraga Meningkat, Tapi Jumlah Obesitas Juga Bertumbuh, Apa Sebabnya?

26 Agustus 2025 | 18:51 WIB
Tren Olahraga Meningkat, Tapi Jumlah Obesitas Juga Bertumbuh, Apa Sebabnya?
ILUSTRASI. Obesitas dan kehidupan seksual

Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 menemukan, prevalensi obesitas nasional pada penduduk berusia di atas 18 tahun mencapai 23,4%. Angka tersebut meningkat dari 21,8% saat survei serupa pada tahun 2018

Kenaikan tersebut di tengah meningkatnya gaya hidup sehat. Masyarakat semakin menggemari berolahraga, seperti lari, padel, sepakbola dan sebagainya.

Jadi mengapa obesitas meningkat saat tren berolahraga masyarakat juga melejit? Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PP PDGKI), dr. Erwin Christianto menjelaskan, olahraga yang saat ini hanya fomo alias ikut-ikutan.

"Jadi hanya musiman, sedang padel, padel semua, lari, ya lari semua. Olahraga itu sehat jika konsisten," kata Erwin, akhir pekan lalu 

Apalagi sekarang ini tren yang namanya "kalcer". Ini menggambarkan seseorang yang selalu mengikuti tren terkini. Jadi misalnya dalam berolahraga, harus memakai outfit yang kekinian. Mulai dari jersey, sepatu dan sebagainya

Erwin juga menegaskan, tidak semua olaharaga bisa menyehatkan. "Ini terjadi jika finish malah minum teh manis atau ngopi-ngopi yang banyak gula," ujarnya. 

Baca Juga: Menkes Budi: Obesitas Bisa Sebabkan Kematian Sebelum Penderitanya Capai Usia 74 tahun

Menurut Erwin, jika memang sulit berolahraga, yang penting seseorang bergerak rutin. Misalnya jika berkantor di lantai dua sebaiknya naik tangga setiap hari. Atau keliling rumah dengan durasi  3 menit - 5 menit setiap hari. 

Terkait meningkatnya obesitas, para dokter spesialis menilai perlu ada langkah strategis yang seragam dalam tata laksana penanganannya. Salah satu langkah tersebut adalah hadirnya Pedoman Nasional Praktik Kedokteran (PNPK) Obesitas,

Sebelum ada pedoman, setiap dokter memiliki tatalaksana masing-masing, sehingga penanganan tiap pasien berbeda-beda. Apalagi,  angka obesitas Indonesia, seperti banyak negara di dunia, tidak pernah turun. Di Asia itu hanya Jepang dan Singapura yang mencatatkan penurunan angka obesitas.

Kalau terus dibiarkan, obesitas ini akan menyebabkan penyakit lain, seperti jantung dan ginjal. Obesitasnya tambah banyak maka penyakit lain juga ikut bertambah,” tambahnya.

Baca Juga: Banyak Anak Obesitas, Ini Cara Tepat Mencegah Anak dari Obesitas

Direktur Klinis, Medis dan Regulasi Novo Nordisk Indonesia, dr. Riyanny Meisha Tarliman menegaskan, peluncuran PNPK Obesitas merupakan tonggak penting dalam penanganan obesitas di Indonesia.

"Peluncuran PNPK Obesitas menegaskan bahwa obesitas adalah penyakit kronis yang kompleks dan memerlukan dukungan medis yang komprehensif,” ujar Riyanny.

 Dengan adanya pedoman nasional ini, para tenaga medis diharapkan memiliki acuan yang sama dalam menangani obesitas. Hal ini penting agar upaya menekan angka obesitas bisa dilakukan lebih efektif dan berkesinambungan
 

 

Selanjutnya: Promo Suku Bunga Spesial dan Diskon Provisi KPR dari BCA Expo Online

Menarik Dibaca: Promo Suku Bunga Spesial dan Diskon Provisi KPR dari BCA Expo Online

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

TERBARU

Close [X]