Sport

Ukir Sejarah Indonesia! Shafira Juara Asia dan Raih Tiket Piala Dunia Catur 2025

Kamis, 01 Mei 2025 | 23:02 WIB   Reporter: Sandy Baskoro
Ukir Sejarah Indonesia! Shafira Juara Asia dan Raih Tiket Piala Dunia Catur 2025

ILUSTRASI. Pecatur putri Indonesia, Shafira Devi Herfesa (tengah), menjadi juara pertama pada kejuaraan catur Asian Zone 3.3 Chess Championship 2025 di Ulan Bator, Mongolia, 1 Mei 2025.


PERMAINAN CATUR - JAKARTA. Atlet catur Indonesia kembali mencatatkan sajarah! Kali ini, pecatur putri Indonesia, Shafira Devi Herfesa, tampil memukai di ajang kejuaraan Asia bertajuk Asian Zone 3.3 Chess Championship 2025 di Ulan Bator, Mongolia. Lewat perjuangan menegangkan selama sembilan babak (22 April-1 Mei 2025), pecatur asal Sleman Yogyakarta ini berhasil menjadi juara pada kategori wanita.

Shafira merupakan pecatur perempuan Indonesia kedua yang mampu menjadi juara di ajang Kualifikasi Piala Dunia Catur Zona 3.3, sebelumnya WGM Medina Warda Aulia pernah pula keluar sebagai juara Asian Zone 3.3 Chess Championships 2019. 

Kejuaraan kali ini diikuti tujuh negara, yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Vietnam, Hongkong, Filipina dan Mongolia. Para pecatur bertarung untuk memperebutkan dua tempat di Piala Dunia bagi kelompok pria (Open Category) dan satu tempat bagi kelompok wanita. 

Di kategori wanita, dengan mengemas 7 poin dari 9 babak, Shafira bertengger urutan pertama, sekaligus mengungguli banyak pecatur asal Mongolia yang mendominasi jumlah peserta dalam kejuaraan tersebut. 

Baca Juga: Tim Catur DLH Jakarta Kembali Boyong Piala Turnamen Catur Kontan 2025

Dengan menduduki posisi puncak di Kejuaraan Catur Asia Zona 3.3, maka Shafira mengantongi tiket menuju Piala Dunia Catur 2025 yang akan berlangsung di New Delhi, India, pada Oktober-November 2025.

Di awal kejuaraan, Shafira bukanlah pecatur unggulan. Maklumlah, perempuan berusia 16 tahun ini datang tanpa gelar internasional. Apalagi, Shafira memiliki elo rating di bawah 2000, tepatnya 1983. Sementara kebanyakan lawan yang dia kalahkan memiliki elo rating di atas 2000.

Namun Shafira tampil pede dan mengganas. Sejak babak awal, peraih medali emas PON 2024 dan Juara Kejurnas U-19 putri itu memang sudah membuat kejutan. Misalnya, menaklukkan pecatur senior Filipina, WGM Janelle Frayna (2311), pada langkah ke-54 di babak kedua. 

Kemenangan kunci

Puncak kegemilangan Shafira terjadi saat  di babak terakhir (ke-9), pada Kamis (1/5) menggulung pecatur peringkat pertama asal Mongolia, WGM Munkhzul Turmunkh (2301). Kemenangan ini menjadi salah satu momen paling mendebarkan.

Melawan WGM Munkhzul Turmunkh di babak penentuan (meja satu), Shafira memainkan bidak hitam dengan pembukaan Ruy Lopez: Morphy Defense. Shafira tak gentar melawan pemain dengan elo rating di atas 2300 itu. Di awal opening, kedua pecatur sudah saling bertukar menteri. 

Baca Juga: Juara Turnamen Catur Ibnu Chaldun, Masruri Rahman Menyabet Gelar International Master

Tampaknya Munkhzul yakin bisa menaklukkan Shafira dengan permainan end game. Namun fakta berbicara lain. Di fase middle game, musibah itu datang. Berawal dari langkah ke-17 kuda putih memakan kuda hitam Nxe7, dibalas Shafira dengan 17. ...Rxe7. 

Munkhzul kembali memainkan manuver kuda untuk menempati petak sentral 18. Nd5. Shafira konsistem kembali memasang benteng di 18. ...Rd7. Di langkah ke-19, Munkhzul melakukan blunder dengan gerakan 19. Bf4. Shafira jeli melihat kesalahan fatal lawannya, dan menghukumnya dengan 19. ...Bxd5. Pengorbanan benteng Shafira merupakan langkah brilian dan langsung mengubah peta permainan.

Baca Juga: 16 Tim Catur Kembali Berlaga di Turnamen Catur Cepat Beregu Kontan 2025

Setelah jual beli perwira, hingga langkah ke-20 Shafira memiliki tiga perwira (satu benteng dan dua gajah), melawan dua perwira (dua benteng) milik Munkhzul. Evaluasi engine menunjukkan Shafira sudah unggul telak atas lawannya. Hingga akhirnya Munkhzul menyerah di langkah ke-44. 

Keberhasilan Shafira menjadi kampiun Kejuaraan Asia Zona 3.3 sejatinya juga dipengaruhi oleh pertandingan pecatur lainnya. Shafira berada di podium tertinggi tak lepas dari hasil pertandingan di meja dua dan tiga. Di meja dua, WGM Janelle Mae Frayna (2311) asal Filipina berhasil mengalahkan WCM Khishigbaatar Bayasgalan (2265) asal Mongolia. Di akhir kejuaraan, Frayna mengantongi poin 6,5, sementara poin Khishigbaatar tak bertambah alias tetap di 6,5.

Baca Juga: Berharap Lahir Master Internasional dari Turnamen Catur Ibnu Chaldun IM FIDE Rated

Pesaing ketat Shafira lainnya berada di meja tiga, yaitu pecatur tuan rumah Mongolia, Enkh-Amgalan Enkhrii (2142) yang mengalahkan Hoang Tu Linh (1939) asal Vietnam. Shafira dan Enkh-Amgalan mengemas poin yang sama, masing-masing 7. Namun Shafira unggul di poin tiebreak.

Atas penampilan apiknya, Shafira berhasil lolos ke Piala Dunia Catur 2025 di India dan mengantongi hadiah sebesar US$ 1.500 yang setara Rp 25 juta (kurs Rp 16.679 per dolar AS).

Mission impossible

Ketua Umum PB Percasi yang juga Ketua FIDE Zona 3.3 GM Utut Adianto sangat bangga dengan hasil yang diperoleh Shafira. "Kita bersyukur, karena sudah punya generasi (lapis) berikutnya untuk memperkuat tim Merah Putih. Mission impossible accomplished. Menjadi juara Zona itu sangat luar biasa," kata dia, dalam rilis PB Percasi, Kamis (1/5). 

Pada Kualifikasi Piala Dunia Catur 2025 Zona 3.3 yang dilaksanakan di Ulan Bator, Mongolia ini, Indonesia mengirimkan empat pecatur putra yang terdiri dari GM Novendra Priasmoro (2437), IM Yoseph Theofilus Taher (2464), IM Nayaka Budhidharma (2390), dan FM Satria Duta Cahaya (2416). Sementara di kelompok wanita, Indonesia diwakili WIM Laysa Latifah dan Shafira Devi Herfesa. 

Baca Juga: 16 Tim Catur Kembali Berlaga di Turnamen Catur Cepat Beregu Kontan 2025

Dari enam pecatur yang dikirim Indonesia, Shafira tercatat berelo-rating paling rendah (1983) dan satu-satunya pecatur non gelar (belum memiliki gelar). Namun Shafira membuktikan, ketekunan dan kesabarannya dalam meladeni lawan-lawannya ratingnya jauh di atas dirinya, mengantarkannya berhasil lolos ke Piala Dunia Catur 2025. Sementara wakil pecatur putri Indonesia lainnya, WIM Laysa Latifah finis di peringkat ketujuh dari 55 peserta. 

Adapun pemenang pertama kelompok putra (Open) adalah GM Tin Jingyao (2597) dari Singapura dengan meraih hadiah US$ 2.200, serta pemenang kedua pecatur tuan rumah IM Uurtsaikh  Agibileg (2366) memperoleh hadiah US$ 1.800. Keduanya berhak mengikuti Piala Dunia Catur 2025 yang akan diselenggaran pada Oktober-November 2025 mendatang di New Delhi, India.

Sedangkan empat pecatur putra Indonesia terlempar dari 10 besar kategori Open. Peringkat akhir keempat pecatur masing-masing IM Yoseph peringkat ke-12, IM Nayaka (16), GM Novendra (19) serta FM Satria Duta (22). Total peserta kategori Open sebanyak 54 pecatur.

Selanjutnya: Harga Naik Terus Selagi Ekonomi Global Tergerus, Kripto Bakal Jadi Safe Haven?

Menarik Dibaca: Promo Guardian Super Hemat 1-14 Mei 2025, Tambah Rp 1.000 Dapat 2 Serum Somethinc

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro
Terbaru