Wakatobi mulai menghidupkan rangkaian kebudayaan Tandei Maleko

Rabu, 21 Agustus 2019 | 10:23 WIB   Reporter: Sugeng Adji Soenarso
Wakatobi mulai menghidupkan rangkaian kebudayaan Tandei Maleko

ILUSTRASI. Festival Budaya-Gadis-gadis mandi di laut atau mandi bidadari


JEP Wakatobi - WAKATOBI. Sebagai salah satu destinasi 10 Bali Baru, Wakatobi akan kembali menghidupkan kebudayaan. Salah satu kebudayaan yang kembali digaungkan yakni rangkaian Tandei Maleko.

Arhawi, Bupati Wakatobi menyebutkan bahwa pemerintah daerah terus berupaya mendorong kembali nilai budaya Wakatobi. "Kami mencari daya tarik selain bawah laut," kata dia kepada Tim Jelajah Ekonomi Pariwisata Kontan.co.id, saat membuka acara Mandi Bidadari, Selasa (20/8).

Baca Juga: Bisnis perhotelan di Wakatobi Sultra kian meredup

Ia memaparkan Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara memiliki 32 atraksi kebudayaan. Karenanya, sebagai salah satu 10 Bali Baru melalui kebudayaan menjadikan Wakatobi semakin menarik bagi wisatawan.

Lebih lanjut, Mandi Bidadari merupakan rangkaian acara Tandei Maleko. Kebudayaan ini terdiri empat kegiatan yakni Kabuengah, Hejari Kampo, Mandi Bidadari, dan Hedole-dole.

Dari rangkaian acara tersebut, disebutnya hanya Kabuengah yang rutin dilakukan tiap tahun. Sedangkan sisanya, terakhir dilakukan pada tahun 1970-an.

Oleh karena itu, pihaknya mencoba kembali menghidupkan keseluruhan rangkaian kebudayaan itu guna makin menarik wisatawan.

Baca Juga: Akses dan harga tiket menjadi tantangan terberat pariwisata Wakatobi

Untuk Mandi Bidadari, prosesnya diikuti oleh 20 wanita muda dari tiap desa Kecamatan Wangi-Wangi yang diseleksi. Mereka akan bermain air di pantai Molii Sahatu (pantai seratus mata air) di Desa Patuno yang berdasar legenda dipercaya sebagai tempat mandi bidadari.

Asnawi pun berharap kegiatan kebudayaan tersebut terus rutin dilakukan tiap tahunnya. "Semoga bisa rutin dan menghidupkan kembali kebudayaan lainnya," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati

Terbaru