Waspadai kemungkinan serangan Covid-19 gelombang 2, gerakan pakai masker diluncurkan

Minggu, 07 Juni 2020 | 16:07 WIB   Reporter: Titis Nurdiana
Waspadai kemungkinan serangan Covid-19 gelombang 2, gerakan pakai masker diluncurkan

ILUSTRASI. Gerakan Pakai Masker


VIRUS CORONA -JAKARTA. Mantan bankir yang kini Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Industri (Kadin) Sigit Pramono menggandeng sejumlah tokoh-tokoh nasional, pelaku bisnis, tokoh agama, tokoh seni hingga pengusaha dengan menginisiasi Gerakan Pakai Masker alias GPM. 

Menurut Sigit, gerakan pakai masker ini adalah upaya minimal untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19. “Kita semua harus berjaga-jaga dari kemungkinan serangan gelombang kedua dengan  meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memasuki jaman normal baru (new normal) dengan disiplin pakai masker,” ujar Sigit kepada kontan.co.id, akhir pekan lalu (6/6). 

Pemakaian masker bisa mengurangi risiko penularan 75%-90%. Ini juga seiring dengan saran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang penggunaan masker wajah di tengah pandemi corona. 

Jumat (5/6), WHO menegaskan, masker harus dipakai di tempat-tempat di mana virus tersebar luas dan jarak fisik yang sulit. WHO menyarankan, pemerintah di  negara manapun harus mendorong masyarakat untuk memakai masker di mana ada penyebaran yang meluas dan jarak fisik sulit.

Menurut Sigit yang juga Ketua Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD), sejak pandemi merebak, banyak inisiatif mengajak masyarakat memakai masker tapi gerakan ini masih  dilakukan secara sporadis, sendiri, dan tidak ada koordinasi. “Kami bermaksud dan harus menjadikan gerakan memakai masker sebagai sebagai gerakan nasional dengan dikampanyekan secara luas dan besar-besaran,” ujar Sigit.

Faktanya tingkat kepatuhan masyarakat untuk  pakai masker sekarang ini baru sekitar kurang lebih 30 %.  “Gerakan  pakai masker adalah gerakan sederhana dan mudah dipahami masyarakat kita,” ujarnya. Seiring dengan sulitnya disiplin pembatasan skala besar, gerakan pakai masker bisa menjadi salah satu jalan untuk menguransi penularan virus corona.

Apalagi, gerakan pakai masker berbiaya murah, lebih mudah dan sederhana dan pelaksanaannya lebih gampang dipahami masyarakat, dan gerakan menggunakan masker menempatkan anggota masyarakat sebagai subyek. “Berbeda dengan strategi PSBB yang menempatkan orang sebagai obyek yang harus dikendalikan pergerakannya,” ujar Sigit yang juga menjadi Ketua Gerakan Pakai Masker. 

Adapun gerakan ini diinisiasi antara lain mantan Gubernur Bank Indonesia dan Menteri Keuangan Agus DW Martowardojo, Goenawan Mohamad,Pradjoto, Pandu Riono, Kyai Haji Mustofa Bisri ( Gus Mus), Andy F. Noya, Peter Gontha, Butet Kartaredjasa, Romo Mudji Sutrisno, Erry Riyana Hardjapamekas, Dr. Mohammad Haris ( Gus Haris ), Natalia Subagjo, Endang Hoyaranda,  Hasto Atmodjo, Harris Turino, Adi Harsono, Mari Elka Pangestu, Yenny Wahid, Wilson Nainggolan Gandi Sulistiyanto, Dumasi Samosir, Sigit Pramono dan masih banyak lagi.

Menurut Sigit, gerakan pakai masker ini juga menjadi simbol kebangkitan ekonomi Indonesia. Dengan mengggunkan masker, “Pebisnis, budayawan, tokoh agama, bankir, penggiat seni sampai dokter siap menghadapi zaman normal baru,” ujarnya. 

Oleh karena itu, Gerakan Pakai Masker akan mendorong bekerja di kantor pakai masker, bekerja di pabrik pakai masker, bersekolah pakai masker, jualan di pasar pakai masker, belajar di pesantren pakai masker, beribadah pakai masker,  berwisata pakai masker, nonton konser pakai masker dan banyak lagi.

Jika tak ada aral melintang, peluncuran secara resmi gerakan pakai masker ini akan dilakukan tanggal  27 Juni ini secara nasional. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Titis Nurdiana

Terbaru