Ayam betutu Gilimanuk yang gurih lagi menusuk

Kamis, 10 Januari 2013 | 08:22 WIB Sumber: Mingguan KONTAN, Edisi 7 - 13 Januari 2013
Ayam betutu Gilimanuk yang gurih lagi menusuk

ILUSTRASI. Butterfly hug, adalah salah satu metode terapi yang dipopulerkan dalam drama Korea It's Okay To Not be Okay


Rasa pedas dan gurih ayam betutu khas Bali memang sanggup menerbitkan liur siapa saja. Tapi, masa iya, kita harus terbang ke Pulau Dewata setiap kali ingin menikmati kuliner satu ini?

Nah, agar para penyuka ayam betutu di Jakarta dan sekitarnya bisa setiap saat menyantap makanan ini, Ayam Betutu Khas Gilimanuk – yang sudah sangat kesohor – membuka cabang di ibukota negeri ini. Lokasi kedai ada  di Jalan Wolter Monginsidi Blok Q No. 63 A Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, persis di seberang gerai Swalayan Santa.

Selain papan nama, Anda pasti gampang mengenali kedai ini melalui gambar Dolar, pelawak Bali dengan make up sangat tebal bertampang konyol, yang menjadi maskot Ayam Betutu Khas Gilimanuk.

Begitu memasuki kedai yang berdiri tahun 2008 ini, beragam ornamen khas Pulau Seribu Pura, seperti payung, kain kotak-kotak, dan lukisan, menyambut Anda. Di dalam kedai terdapat dua ruangan yang terpisah tembok, yakni ruangan bebas rokok yang menampung sekitar 20 pengunjung dan ruang merokok dengan daya tampung hingga 40 orang.

Jadi, silakan pilih tempat kemudian memilih makanan yang ada di buku menu sesuai selera Anda. Begitu membuka buku menu, separo halamannya dihuni daftar pilihan ayam betutu dan bebek betutu. Tapi, hanya ada dua jenis cara penyajian: kuah dan goreng.

Harga ayam betutu maupun bebek betutu goreng sedikit lebih mahal ketimbang ayam dan bebek betutu kuah. “Karena harus melewati dua kali proses pemasakan,” jelas Ervita Marviani, Manajer Ayam Betutu Khas Gilimanuk cabang Jakarta.

Yang menjadi favorit pengunjung kedai ini adalah ayam betutu kuah. Ada tiga ukuran yang ditawarkan: utuh, separo, atau seperempat ekor ayam yang tersaji bersama pelecing kangkung, sambal matah, kacang goreng, dan sate lilit.

Sembari menunggu hidangan datang, ada beragam camilan, antara lain kerupuk dan emping, dalam mangkuk di setiap meja yang bisa Anda santap. Tak berapa lama, pelayan sudah membawakan sepiring ayam betutu kuah berwarna kekuningan yang sedikit terendam kuah kental berlapis minyak bening. Sedikit jejak bumbu gerusan membalur permukaan ayam dan bercampur kuah.

Sepintas, tampilan ayam betutu ini terkesan mentah. Tapi tak perlu cemas, ayam betutu ini sudah melalui proses perebusan dengan bumbu hingga matang, kok. Bersamanya, nasi putih lengkap dengan pelecing kangkung, sambal matah, kacang goreng, dan setusuk sate lilit, tersaji di piring rotan beralaskan daun pisang.

Begitu hidung mencium harum rempah nan gurih yang menyebar dari daging ayam betutu kuah, perut pun tanggap “bernyanyi” tak sabar minta diisi. Meski tersedia sendok dan garpu sebagai alat makan, rasanya lebih mantap kalau menggunakan tangan langsung.

Pakai ayam kampung

Yuk, mari makan! Daging ayamnya sungguh empuk. Sensasi asin dan gurih dengan sedikit sengatan pedas langsung menggoyang lidah. Meski awalnya tak begitu kentara, lama-kelamaan sengatan pedas kian garang.

Alhasil, sambal matah yang terdiri dari irisan bawang merah dan cabai nyaris diabaikan karena tak sanggup menerima lebih banyak sensasi pedas. “Saya memakai bumbu basa genep untuk memasak ayam betutu,” ujar Anak Agung Alit Oka Suci, pemilik Ayam Betutu Khas Gilimanuk.

Basa genep berarti aneka rupa. Tak heran, daging ayam samar-samar menyiratkan rasa serai, lengkuas, jahe, bawang merah, dan terutama cabai rawit.

Yang membedakan ayam betutu racikan Alit dengan ayam betutu kebanyakan adalah dia tidak memasukkan sayuran ke dalam perut ayam dalam proses pemasakan. Selain itu, ia juga memakai batang serai yang sudah dikeprek dan ditaruh di dasar panci selama perebusan.

Proses pemasakan sekitar sejam sampai bumbu meresap dan ayam menjadi empuk. “Harus pakai ayam kampung supaya tidak hancur saat direbus lama,” ujar I Komang Edy Santoso, Chef Ayam Betutu Khas Gilimanuk di Jakarta.

Sate lilit berbahan baku ayam – bukan ikan seperti yang biasa di Bali – pun terasa lezat dan gurih. Kudapan itu di kedai ini ditusuk dengan batang bambu berukuran lumayan besar.  Sate lilit ini menggunakan sedikit kelapa parut sebagai bumbu dan juga santan yang membuat rasanya begitu gurih.

Untuk menebus seporsi ayam betutu kuah, Anda mesti merogoh kocek Rp 28.000 hingga Rp 85.000 tergantung dari ukuran. Sedang harga ayam betutu goreng mulai Rp 37.000 sampai Rp 85.000 per porsi. Jika ingin tambah pelengkap, seperti urap, ares, dan telur bumbu bali, silakan menambah Rp 3.500 hingga Rp 24.000 satu porsi.

Saran saja, waktu terbaik mengunjungi kedai yang buka jam 10 pagi hingga pukul 10 malam ini adalah sore atau malam hari. Sebab, “Saat jam makan siang, kami kewalahan melayani pengunjung yang membeludak,” kata Ervita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Catur Ari

Terbaru