Ayam goreng dengan sambal 15 bumbu

Selasa, 20 Januari 2015 | 14:23 WIB   Reporter: Surtan PH Siahaan
Ayam goreng dengan sambal 15 bumbu

ILUSTRASI. motor listrik


JAKARTA. Anda penggemar fanatik ayam goreng? Yuk, segera meluncur ke Jalan Melawai XIII, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Jalan yang letaknya enggak jauh dari pusat niaga Blok M ini memang populer sebagai kawasan kuliner ayam goreng khas Kalasan, Prambanan, Yogyakarta.

Di sepanjang Jalan Melawai XIII berjejer warung tenda yang menjajakan ayam goreng kalasan. Tapi, yang menjadi legenda di daerah ini: Warung Ayam Goreng Jawa Asli Berkah. Posisinya persis di belakang Rumahsakit Bersalin Asih.

Kedai yang dirintis Slamet Rahmat ini sudah eksis sejak 1962 silam. Dan, pasti, paling ramai pembelinya di antara warung ayam goreng lain di Jalan Melawai XIII. Banyak artis top yang menjadi pelanggan Warung Ayam Goreng Jawa Asli Berkah. Sebut saja penyanyi Glenn Fredly, Tompi, Rossa, serta Agnes Monica.

Kapasitas kedai ini banyak, bisa menampung 120 pengunjung sekaligus. Jam operasinya, mulai pukul 11 siang hingga 11 malam, dan selalu ramai. Tapi, jam paling sibuk dan sesak adalah saat jam makan siang. Anda bahkan harus antre untuk mendapatkan tempat duduk saat prime time tersebut.

Soal interior, tidak ada yang istimewa dengan kedai yang sejak 2010 menjelma menjadi warung permanen dari warung tenda kakilima ini. Maklum, kebanyakan pelanggannya datang hanya untuk makan, bukan kongko-kongko.

Bangunannya punya sirkulasi udara bagus dan juga bersih, sehingga membuat saat bersantap cukup nyaman. Kedai ini tidak menjual ayam per potong seperti warung kebanyakan, ya. Minimal pengunjung harus pesan setengah ekor. Porsinya cocok untuk makan berpasangan alias berdua.

Meski ukurannya jumbo, tidak perlu tunggu berlama-lama, kok, untuk mendapatkan pesanan Anda. Dalam lima menit, seekor ayam utuh tanpa bagian ceker sudah nangkring di atas piring lebar. Warnanya kuning kecokelatan.

Dari tampangnya, terlihat jelas ayam goreng racikan Rahmat cukup kering. Sepertinya, tukang masaknya cukup sabar meniriskan minyak yang melekat pada ayam goreng.

Sebagai lawan mainnya, sambal merah ulek nan segar yang sudah terhidang dalam sebuah mangkok di tiap meja yang ada di kedai tersebut. Anda pun bisa puas mengambil sambal lagi dan lagi sesuai selera.

Oh, iya, kedai ini menggunakan ayam kampung. Begitu kulit ayam goreng Anda sobek, daging berkelir putih matang langsung meruapkan wangi rempah yang keluar bersama asap tipis. Sepotong daging ayam yang masuk mulut langsung menjelaskan penampilannya yang menggoda.

Tekstur ayam kampung goreng besutan Rahmat cukup empuk, tapi tetap meninggalkan sedikit keliatan khas serat ayam kampung yang tebal. Bahkan, teksturnya yang empuk merembet hingga ke tulang. Saat daging ayam menyerah terkunyah di mulut, tidak ada bau amis melainkan aroma bumbu rempah yang mendominasi.

Cuma, bagian paling penting adalah rasanya yang gurih. Bumbu kuningnya terasa cukup tipis tapi masih bisa dikenali lewat lidah. Penggunaan bumbu yang terkontrol membuat rasa ayam goreng kedai ini tidak seperti saat Anda sedang mengudap bumbu.

Dan, meskipun tidak kras kres layaknya sedang mengunyah ayam krispi, kulit ayam goreng kedai ini cukup kering dan sangat gurih.

Ayam goreng bikinan Rahmat juga berjodoh dengan nasi putih hangat yang mengepul. Tentu, tidak lengkap menghajar ayam goreng tanpa mencolek sambal ulek yang sudah menantang di sudut piring. Oles saja sedikit karena sambalnya punya rasa pedas yang nendang.

Jika Anda cermati, sambal kedai ini tidak hanya bermodalkan cabai merah dan bumbu sederhana. Sebab, rasanya seperti sudah dipermak habis. Cicipi betul, walau rasa pedas yang menonjol, sambal kedai ini juga menyisakan rasa manis yang tipis di ujung lidah. Helmi, pelanggan Warung Ayam Goreng Jawa Asli Berkah, mengaku jatuh cinta pada rasa ayam goreng kedai ini yang konsisten. “Saya tidak pernah menemukan ayam goreng yang dagingnya alot apalagi rasanya hambar,” kata warga Jakarta ini.

Oh, ya, Helmi bisa sepekan dua kali makan siang di kedai tersebut sejak lima tahun lalu. Menurut Febri Setiawan, cucu Rahmat yang kini mengelola kedai, rahasia kelezatan ayam goreng buatan sang kakek terletak pada penggunaan ayam kampung ternak bebas atau dilepas sejak 1970 silam. Soalnya, tak seperti ayam kam pung ternak kandang, lemak ayam kampung yang diternak lepas juga lebih sedikit.

“Rasanya pun lebih gurih karena tidak makan dedak,” ujar pria 30 tahun yang sehari-hari akrab dipanggil Ebi ini.

Untuk memenuhi kebutuhan 250 ekor hingga 300 ekor ayam kampung per hari, Febri hanya mengandalkan tiga pemasok. Ayam kampung tersebut datangkan langsung dari Yogyakarta dan sekitarnya. Sedang untuk urusan bumbu, tidak ada yang berbeda dari bumbu kuning yang kerap digunakan untuk memasak ayam goreng ala Jawa.

Hanya, Ebi bilang, kedainya memakai bawang putih jenis kating. “Bawang ini lebih padat dan rasanya lebih tajam. Cocok untuk masak ayam,” kata dia.

Sayangnya, untuk urusan sambal, Ebi menutup rapat resep sang kakek. Lelaki yang tiap hari ada di kedainya ini hanya berujar, sambal ulek merah warisan kakeknya menggunakan 15 macam bumbu.

Untuk menebus setengah ekor ayam kampung goreng, Anda mesti mengeluarkan duit Rp 26.000. Sementara harga satu ekor ayam goreng Rp 56.000. Cukup tambah Rp 4.000 untuk sepiring nasi.

Sebagai pelengkap, ada sayur asem, sop ceker, atau tahu krecek seharga Rp 8.000 per porsi. Sebagai pelepas dahaga, Anda bisa memilih es kopyor nan segar yang diberi banderol harga Rp 22.000 per gelas. Siap ketagihan ayam kampung goreng kedai ini.

Warung Ayam Goreng Berkah Jl. Melawai XIII, Kebayoran Baru, Jakarta Telp: 021-68107335
Koordinat GPS:S6024.6764’ - E106 080.0526’

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan

Terbaru