Berkreasi membuat sepeda motor custom

Sabtu, 20 Januari 2018 | 15:19 WIB   Reporter: Agus Triyono
Berkreasi membuat sepeda motor custom

ILUSTRASI. Thrive Motorcycle A motorcycle custom house based in Jakarta


OTOMOTIF - TREN sepeda motor custom sepertinya tak lekang waktu. Penggemarnya terus bertambah. Tak hanya anak muda saja, orang dewasa dan juga orang tua belakangan turut menggandrungi tren sepeda motor custom ini.

Sepeda motor custom tersebut tidak hanya dijadikan tunggangan seperti umumnya sepeda motor. Motor juga dijadikan sarana untuk menunjukkan jati diri dan kepribadian penggunanya.

Untuk memenuhi nafsu biker atau penunggang motor untuk mendandani sepeda motornya, banyak pilihan bengkel yang bisa dipilih. Salah satunya, Thrive Motorcycle di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.

Tapi, workshop yang menyediakan jasa motorcycle builder ini bukan sembarang bengkel. Bengkel ini melayani kelas premium yang kisaran harga jasa layanan modifikasi motornya saja di atas Rp 80 juta-an.

Salah satu pendiri Thrive, Erlangga Djojosaputro mengatakan, harga jasa modifikasi yang cukup mahal ini lantaran layanan jasa yang diberikan Thrive cukup premium dan eksklusif. Pria yang akrab disapa Angga ini bilang, di workshop Thrive, motor customer dimodifikasi dari framebody sampai spare part terkecil dengan tangan alias hand made.

Modifikasi juga dilakukan secara detail dan teliti. Sebelum proses dimulai, Thrive akan membuat desain berdasarkan observasi karakteristik customer supaya custom yang dihasilkan nantinya benar- benar menggambarkan personal klien.

Dalam observasi ini, yang akan dilihat seperti karakter klien, keagresifan dalam berkendara serta apa yang diinginkan klien dari sepeda motornya. "Jadi, kami akan lihat dulu karakter mereka," kata Angga.

Selain desain, spare part yang digunakan oleh Thrive juga langka lantaran sulit didapat. Sering karena kelangkaan, spare partitu harus diimpor. Eksklusivitas ini membuat proses modifikasi sepeda motor memakan waktu lama.

Untuk modifikasi satu unit motor penuh, waktu yang dibutuhkan berkisar empat bulan hingga enam bulan. Tak heran jika dalam setahun, Thrive hanya memodifikasi empat hingga enam unit sepeda motor saja. Kini Thrive sudah berhasil memodifikasi sekitar 20 unit-30 unit motor. "Kebanyakan motor klasik Amerika, Inggris, Jerman, Jepang," jelas Angga.

Harus sabar mengantre

Alhasil, klien yang ingin motornya digarap Thrive harus sabar menanti. Mereka harus mengantre sekitar satu tahun agar motornya bisa digarap.

Angga bercerita, workshop Thrive Motorcycle berdiri pada tahun 2012. Kelahiran workshop ini dilatarbelakangi oleh kekecewaan Angga dan empat temannya pada bengkel modifikasi motor. "Banyak bengkel yang kurang bisa memenuhi harapan, akhirnya kami buat ini," katanya.

Back at the table • #thrivemc #T014 #BMW #R51 #THRV #equipped #jakarta #indonesia

Sebuah kiriman dibagikan oleh Thrive Motorcycle (@thrivemc) pada

Dengan modal awal sekitar Rp 60 juta yang dikumpulkan bersama empat temannya, Angga mendirikan Thrive Motorcycle. Menurut Angga, modal awal itu dibuat untuk peralatan dan mengotak- atik motor sendiri. Itu dijadikan sebagai pembuktian bahwa dia dan teman- temannya mampu membuat kreasi yang bagus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru