Cerita wanita cantik berlomba jadi duta wisata (1)

Senin, 27 Mei 2013 | 11:48 WIB   Reporter: Oginawa R Prayogo
Cerita wanita cantik berlomba jadi duta wisata (1)

ILUSTRASI. Petugas menata tumpukan uang dolar AS di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta


JAKARTA. Penyelenggaraan acara berupa duta pariwisata dan kebudayaan kini marak dilakukan di Indonesia, mulai dari skala nasional sampai di skala kota dan juga kabupaten. Salah satu duta wisata yang terkenal adalah Miss Indonesia dan Puteri Indonesia.

Sedangkan untuk skala daerah, ada acara Abang-None (DKI Jakarta) atau Mojang - Jajaka (Jawa Barat). Sedangkan di skala kota atau kabupaten ada ajang Abang - Mpok (Bekasi) atau Kang - Nong (Tangerang).

Namun, uniknya, tak semua peserta ajang mewakili daerahnya sendiri. Setidaknya fakta ini terungkap dari hasil penelusuran KONTAN dari kesaksian 3 mantan peserta duta wisata dari ajang yang berbeda.

Aninda Sekar Putri, peserta Miss Indonesia 2009 asal Sulawesi Tenggara misalnya. Ia mengaku, mewakili Sulawesi Tenggara walaupun ia bukan dari daerah tersebut. "Iya (bukan dari daerah asal), sebelumnya saya berasal dari Mojang - Jajaka Jawa Barat," ujarnya kepada KONTAN, pekan lalu.

Sayangnya, Aninda tak bersedia menjelaskan lebih lanjut mengapa dirinya bisa mewakili Sulawesi Tenggara dalam kompetisi Miss Indonesia 2009, padahal dia berasal dari Jawa Barat bisa mewakili Sulawesi Tenggara saat perhelatan Miss Indonesia 2009 berlangsung.

Cerita yang lebih kurang serupa, juga disampaikan Dita Dea Desita, mahasiswa semester 8 Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Dita merupakan warga Kota Bekasi, Jawa Barat. Namun, tahun 2010 dia datang ke Kepulauan Seribu, DKI Jakarta guna mengikuti seleksi Abang - None Kepulauan Seribu.

Dita bilang, ikut ajang Abang-None Kepulauan Seribu karena ada relasi yang mengajaknya. Menurutnya, saat seleksi awal Abang - None Kepulauan Seribu, tak ada syarat khusus peserta harus berasal dari daerah Kepulauan Seribu.

"Awal ikut karena ada orang tua teman yang bekerja di Dinas Pariwisata setempat. Alasan ikut karena ingin eksis dan menambah teman," terang Dita, Minggu (26/5). Uniknya, saat ikut ajang tersebut, Dita belum pernah berkunjung ke Kepulauan Seribu.

Cerita lain lagi, datang dari Devi Andhita, alumnus London School Public Relation. Dia mengaku rutin ikut ajang sejenis selama 4 tahun berturut-turut. Mulai dari Abang - None Jakarta Timur di tahun  2008, Abang - None Jakarta Utara tahun 2009, Abang - Mpok Bekasi tahun 2010, Wajah Femina 2011, dan Miss Kopi 2012.

Devi menjelaskan, alasan rutin ikut ajang sejenis karena ingin mendapat pelajaran dan pengalaman lain dari yang diajarkan di sekolah. "Kalau motivasi untuk dapat juara mah nomor kesekian," jelasnya kepada KONTAN.

Agar bisa ikut acara duta wisata dari daerah lain, Devi menyiasatinya dengan membuat kartu tanda penduduk (KTP) di daerah dimana dia akan berkompetisi. Saat ikut kompetisi Abang-Mpok Bekasi, Devi membuat KTP Bekasi agar memenuhi persyaratan. "KTP saya Jakarta Timur, tetapi saat kompetisi saya bikin KTP Bekasi," ujar Devi.

Devi bilang, tak hanya dirinya yang melakukan hal itu, banyak teman-temannya melakukan hal serupa, yaitu ikut ajang duta wisata hingga ke daerah lain. Baik Devi, Aninda, dan Dita sepakat, peserta duta wisata yang digelar daerah tidak melulu mewakili daerah asalnya. (Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri

Terbaru