Hati tenteram mengudap nasi uduk bayam

Rabu, 27 April 2016 | 11:30 WIB   Reporter: Fransiska Firlana, Laurensius Marshall Sautlan Sitangganag
Hati tenteram mengudap nasi uduk bayam


Sajian nasi uduk memang bisa disantap untuk sarapan ataupun makan malam. Peluang inilah yang dimanfaatkan Dede Hartini, atau yang akrab disapa Teh Dede untuk membuka warung nasi uduk sejak tahun 2007 lalu.

Nah, yang unik, nasi uduk racikan Teh Dede ini tidak berwarna putih pada umumnya. Tetapi berwarna hijau. Karena itu pula, kedai tenda ini bernama Warung Nasi Uduk Ijo Teh Dede. Tak cuma nasi uduknya yang berwarna hijau, lo. Meja, kursi, dan piring sajinya pun berwarna hijau. Tampaknya sang empunya warung memang penyuka warna daun ini.

Nah, untuk menjajal nasi uduk hijau racikan Teh Dede, Anda tinggal meluncur ke Jl. Galaxy Raya Bekasi. Warung tenda ini berdiri di selasar sebuah toko furniture. 
Dengan luas sekitar 30 meter persegi, warung ini mampu menampung kurang lebih 50-an pembeli. 

Lalu bagaimana rasanya si nasi uduk hijau ini? Tidak diragukan lagi kelezatannya. Hal itu tampak dari pembeli yang datang. Sekalipun warung belum buka, dan karyawan Teh Dede masih siap-siap, pembeli sudah menempati meja dan kursi yang tersedia.

Sebenarnya, Teh Dede baru buka warung pukul 19.00. Tapi sejak pukul 18.00 sudah ada pembeli yang datang dan rela menanti karyawan Teh Dede bebenah. Tak kurang dalam satu jam, setidaknya ada lima puluh pembeli. Mereka pun tampak lahap menyantap di nasi hijau yang dipesan. “Rasa nasi uduk hijaunya lain, lebih gurih dibanding nasi uduk putih pada umumnya,” ujar Ramlan yang mengaku hampir seminggu sekali mampir ke Warung Teh Dede. 

Rasa nasi uduk berwarna hijau ini memang lain bila dibandingkan nasi uduk putih. Nasi uduk putih kegurihannya kurang dan nasinya cenderung pera. Sementara si hijau ini rasanya sangat gurih dan tak begitu pera.

Warnanya yang hijau memikat memang sangat nikmat kendati disantap tanpa lauk. Tak ada aroma bayam atau rasa langu bayam pada nasi uduk hijau ini.
Nah, sebagai teman makan, Anda bisa memilih aneka lauk. Ada menu ayam kalasan dan juga bebek goreng presto. Daging kedua unggas ini lembut. Kegurihan dan asinnya juga pas sekali dengan nasi uduk hijau ini. Olahan ayam kalasan yang berwarna coklat kehitaman selain gurih dan asin juga ada rasa manisnya. Semua nikmat dicocol dengan sambal. 
Pelengkap nasi uduk yang harus dicoba di warung ini adalah bistik jengkol. Warnanya yang coklat mengkilat sangat menggoda. Rasanya pun tidak bohong, nikmat! Jengkolnya empuk dan tak ada aroma menyengat. Pengolahan jengkol melibatkan proses perendaman yang cukup lama. Tekstur jengkol yang empuk tetapi legit ini menyatu dengan bumbu kental yang rasanya pedas manis. Pas banget!
Ada juga menu berbahan ayam, ikan lele, tahu, tempe, sate hati ampela, dan usus. Semuanya diolah dengan cara digoreng. Sebagai pelengkap, Anda bisa menjajal kol goreng yang cocok dicocol sambal. 
Mau tambah lalapan? Tersedia kemangi, daun kol, dan potongan ketimun. Anda bisa mengambil sendiri lalapan sesuai dengan selera. Lalapan ini tersedia di setiap meja dalam wadah tertutup. Atau Anda mau menambah lalapan pete goreng. Semua nikmat diadu dengan si nasi uduk hijau.

Resep nenek

Bila dilihat sekilas, porsi nasi uduk yang tesaji dalam piring bundar berwarna hijau itu tampak sedikit. Tapi setelah disantap, porsi itu cukup mengenyangkan. Untuk menikmati seporsi nasi uduk hijau ini Anda cukup merogoh kocek Rp 6.000. Sementara lauknya memiliki harga bervariasi. Sajian ayam goreng dihargai Rp 14.000 per potong, bebek goreng presto seharga Rp 25.000 per potong, lele goreng Rp 10.000, dan bistik jengkol Rp 7.000 per porsi.

Sedangkan untuk pelepas rasa pedas, Anda bisa memesan aneka minuman, dalam kondisi dingin atau panas. Jenis minuman yang tersedia mulai teh, kopi hingga jus.

Angga Hendrawinangun, anak dari Teh Dede yang turut mengelola warung, menuturkan, nasi uduk hijau racikan ibundanya sebenarnya sama seperti nasi uduk kebanyakan. Nasinya dibikin terdiri dari santan, garam, batang serai, dan daun salam. Bedanya hanya ada penambahan daun bayam segar yang diblender sampai halus. Si daun bayam inilah yang menjadi pewarna alami nasi uduk. 

Lelaki berkumis tipis itu bilang, olahan nasi uduk memang menjadi menu khas di keluarga sang ibu yang berasal dari Bogor, Jawa Barat. Sang nenek buyutlah yang memiliki resep nasi uduk itu.

Menu nasi uduk hijau ini pun sering disajikan di keluarga Teh Dede karena anak-anaknya tak suka sayur bayam. “Nah biar kami mau makan sayur, mama mencampurkan bayam dalam nasi uduk,” jelas Angga.

Untuk menambah variasi menu, setiap akhir pekan, warung ini tak cuma menyajikan nasi uduk hijau tetapi ada nasi uduk merah. Angga bilang, setiap akhir pekan kalau diperhatikan lebih banyak pembeli yang memesan nasi uduk merah ini. Nasi uduk merah ini, diolah dari beras merah. Jadi bukan penambahan warna seperti nasi uduk hijau.

Sekalipun beras merah lebih mahal, namun Teh Dede memberlakukan harga yang sama untuk seporsi nasi uduk merah dan nasi uduk hijau. Harganya hanya Rp 6.000 per porsi. 

Warung nasi uduk hijau ini buka hingga tengah malam. Dan hampir setiap hari buka. Di kawasan tempat warung nasi uduk hijau ini berdiri, banyak sajian kuliner lain. Jadi bisa dibayangkan kepadatannya. Tapi tenang, bakal ada tukang parkir yang akan menata posisi mobil Anda. 

Ingin menikmati nasi uduk bayam dan bistik jengkol olahan Teh Dede? Silakan mampir di kedainya yang berada di koordinat @-6.253998,106.968800

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Thomas Hadiwinata

Terbaru