Hore, larangan terbang dari China ke Bali dicabut

Jumat, 29 Desember 2017 | 10:26 WIB   Reporter: Jane Aprilyani
Hore, larangan terbang dari China ke Bali dicabut


BALI - JAKARTA. Pemerintah Tiongkok mencabut larangan terbang ke Bali pada Selasa (26/12). Tentu ini menjadi kabar baik bagi pebisnis di Bali setelah bisnis mereka terpukul akibat dampak erupsi Gunung Agung. Pariwisata Bali berpotensi kebanjiran wisatawan mancanegara (wisman) asal ChinaTiongkok lagi. 

Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kementerian Pariwisata Vinsensius Jemadu mengungkapkan, larangan terbang ke Bali itu sebenarnya diberlakukan Pemerintah Tiongkok sampai 4 Januari 2018. Namun, keputusan tersebut direvisi oleh pemerintah Tiongkok.

Sebelumnya, pemerintah Tiongkok mengeluarkan travel advice bagi warganya yang akan bepergian ke Bali terkait dengan erupsi Gunung Agung. Peringatan itu disertai dengan larangan maskapai asal Tiongkok untuk mendarat di Bali.

Menurut VJ, panggilan akrab Vinsensius, wisatawan Tiongkok akan menjadi stimulus signifikan untuk pertumbuhan penumpang internasional. Selama ini, Tiongkok menjadi penyumbang kunjungan wisatawan tertinggi ke Bali dan Indonesia. Pada periode Januari-Juli 2017 saja, jumlah turis Tiongkok ke Bali menembus 896.000. Angka itu jauh di atas Australia yang ada di urutan kedua dengan 632.000 wisatawan.

Traffic udara dari Tiongkok ke Bali pun diyakini bakal kembali padat. Pada kondisi normal saja, setiap hari ada 30 rute penerbangan reguler dan carter dari Tiongkok ke Bali. Air China, China Southern, Eva Air, Xiamen Airlines, dan China Eastern adalah di antara maskapai asal Tiongkok dan Taiwan yang melayani penerbangan langsung ke Bali.

"Periode 18-24 Desember pergerakan pesawat di Bandara Ngurah Rai meningkat 10,45% dibanding periode sama tahun lalu. Wisatawan asing diprediksi akan bertambah apalagi telah dicabutnya travel advice oleh pemerintah Tiongkok," terangnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini

Terbaru