Kementerian Pariwisata gandeng Akademi Militer

Jumat, 28 Juli 2017 | 21:26 WIB   Reporter: Jane Aprilyani
Kementerian Pariwisata gandeng Akademi Militer


JAKARTA. Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bekerjasama dengan Ikatan Keluarga Akademi Militer Yogyakarta (IKAM-Yogya) mengadakan Focus Group Discussion (FGD) Promosi 10 Destinasi Prioritas dengan event perjalanan intensif di Propinsi Jawa Tengah yang akan dilaksanakan Sabtu 29 Juli 2017.
 
FGD ini sendiri memiliki rangkaian kegiatan lainnya seperti Napak Tilas di beberapa titik, yaitu Benteng Vreidenberg, SMA BOPKRI 1 Yogyakarta, SMPN 2 Kalasan, Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara di Semaki dan dilanjutkan ke Akademi Militer Magelang, serta ke Monumen Perjuangan Taruna di Plataran-Kalasan.
 
Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti, didampingi Kepala Bidang Promosi Perjalanan Insentif Kemenpar, Hendri Karnoza mengatakan, dalam portofolio produk pariwisata, Budaya menempati porsi sebanyak 60% dalam porotofolio produk kepariwisataan di Indonesia.

Oleh karena itu fokus perjalanan dan kerjasama berbentuk perjalanan yang memperkenalkan wisata budaya.

Di dalam wisata budaya sendiri terdapat klasifikasi wisata warisan budaya dan sejarah (heritage and pilgrim tourism) sebanyak 20%, wisata belanja dan kuliner (culinary and shopping tourism) sebanyak 45%, dan wisata kota dan desa (city and village tourism) sebanyak 35%.
 
Lebih lanjut Esthy menambahkan, bahwa bisnis pariwisata yang menampilkan budaya dengan sejarah akan melibatkan beberapa pihak. Pemerintah mendukung semua pihak yang bekerjasama dalam pengembangan pariwisata Indonesia.

"Ada dua hal yang diberi Pemerintah untuk bantu pariwisata Indonesia. Pertama kekuatan regulasi atau aturan. Kedua kekuatan budgeting atau APBN dan APBD," jelas Menteri Arief Yahya dalam keterangan yang diterima KONTAN, Jumat (27/8). 

Terakhir adalah media. Keterlibatan media memberikan dampak yang luar biasa dan luas dalam mempromosikan potensi pariwisata.

Sementara itu, salah satu pemerhati sejarah dan juga penggagas acara ini,  Indroyono Soesilo, mengatakan bahwa sejarah dan budaya menjadi identitas suatu bangsa.

Sehingga menjadi suatu kewajiban bagi kita untuk memelihara dan melestarikannya. Sejarah menjadi nilai utama dalam bisnis pariwisata.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dessy Rosalina

Terbaru