JAKARTA. PT Nubia Technology Indonesia akan meluncurkan tiga varian ponsel pintar untuk pasar Indonesia yaitu Nubia M2, Nubia M2 Lite, dan Nubia N1 Lite. Sebelumnya varian ini sudah diperkenalkan di dalam Mobile World Congress (MWC) 2017.
Nubia M2 yang menjadi produk unggulan mereka. Ketiga varian tersebut sudah bisa dipesan melalui pre-order mulai dari tanggal 12 sampai 22 Mei 2017 melalui Lazada.co.id
Presiden Direktur PT Nubia Technology Indonesia, Stephen Qu, menyebutkan, Nubia memiliki teknologi kamera NeoVision yang menawarkan kombinasi value serta teknologi yang dapat menambah gairah baru dalam fotografi mobile. "Ini bisa memanjakan penggemar photography mobile," ujarnya.
Nubia M2, mengusung beberapa fitur unggulan dari kameranya antara lain bokeh effect di aperture 1.0-16 dan 10 level depth of focus. Nubia M2 juga menggunakan fasilitas Dual Camera Censor dan NeoVision dengan bukaan (aperture) 2.0 dan autofokus 0,1 detik dengan fitur PDAF.
Untuk menggenjot di kualitas gambar, dipersenjatai dengan penggabungan warna yang diambil melalui sensor RGB dengan detil yang ditangkap oleh sensor monokrom.
Michael Mondong, Marketing Manager Nubia Indonesia menyatakan, dengan fasilitas kamera yang diusung oleh Nubia M2, dapat menggantikan kualitas dari kamera profesional seperti DSLR. "Semua fasilitas di DSLR kami berikan semua di sini," tambah Michael, Rabu (26/4).
Untuk harga dari ketiga varian tersebut, berada di bawah Rp 5 juta. Rinciannya adalah Nubia N1 Lite seharga Rp 1.699.000, Nubia M2 Lite seharga Rp 2.799.000, dan Nubia M2 seharga Rp 4.399.000.
Harga murah yang mampu dijual oleh Nubia berasal dari jumlah paten atau hak cipta yang sudah dimiliki oleh Nubia yang berjumlah 65.000 paten. Salah satunya adalah sensor kamera NeoVision, sehingga mampu menekan biaya produksi dan sistem tersebut tidak bisa digunakan oleh vendor lain. Targetnya, untuk langkah pertama dalam sistem pre-order ini, Nubia mampu menjual 100.000 unit.
Saat ini, PT Nubia Technology Indonesia sudah menjalin kerja sama dengan PT Sat Nusa Persada Tbk (PTSN) dalam memproduksi komponen di dalam smartphone demi memenuhi kebijakan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) minimal sebesar 30%. Kerja sama tersebut sudah terjalin sejak Januari 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
