3 Efek ganja pada tubuh, psikotropika yang sempat masuk di tanaman binaan Kementan

Selasa, 01 September 2020 | 11:28 WIB   Penulis: Tiyas Septiana
3 Efek ganja pada tubuh, psikotropika yang sempat masuk di tanaman binaan Kementan

ILUSTRASI. 3 Efek ganja pada tubuh, psikotropika yang sempat masuk di tanaman binaan Kementan. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/foc.


EDUKASI -  Beberapa waktu lalu Kementerian Pertanian (Kementan) sempat menghebohkan masyarakat mengenai ganja. Ganja sempat masuk pada daftar tanaman komoditas binaan Kementan.

Baca Juga: Macam-macam sendi pada tubuh manusia, fungsi dan contohnya

Keputusan tersebut menimbulkan banyak pro dan kontra. Tidak lama setelah berita ganja masuk dalam tanaman binaan, keputusan tersebut dicabut. 

Ganja merupakan salah satu zat psikotropika yang dilarang di Indonesia. Ganja atau mariyuana menimbulkan beragam efek pada tubuh. 

Berikut 3 efek ganja pada tubuh manusia. Daftar ini dirangkum KONTAN.co.id dari WebMD dan Healthline.

  • Efek ganja pada sistem pernafasan

Merokok ganja sama halnya seperti merokok tembakau. Efek asap pada rokok ganja bisa mengganggu kesehatan paru-paru. 

Asap yang dihasilkan rokok ganja mengandung banyak zat berbahaya. Amonia dan hidrogen sianida adalah contoh kandungan zat berbahaya pada asap ganja. 

Kebiasaan merokok ganja menyebabkan infeksi pada bronkus dan keseluruhan paru-paru. Contoh penyakit paru yang timbul adalah asma dan bronkitis. 

Ganja mengandung dua zat berbahaya: tetrahidrokanabinol (THC) dan cannabidiol (CBD). THC akan terbawa oleh darah ke seluruh tubuh melalui paru-paru. 

THC akan meningkatkan denyut jantung. Meningkatnya denyut jantung bisa mengakibatkan penyakit jantung hingga serangan jantung. 

  • Efek ganja pada otak

Ganja atau mariyuana memiliki efek halusinogen pada manusia. Efek ganja ini bisa berdampak pada otak. 

Otak akan kehilangan kemampuannya dalam mengingat sesuatu. Kandungan THC pada ganja bisa mempengaruhi hipokampus otak. 

Hipokampus sendiri merupakan bagian dari otak yang mengendalikan memori. Jika hipokampus terganggu, otak tidak bisa menyimpan memori dengan baik. 

Editor: Tiyas Septiana
Terbaru