4 Hikmah Penting Dibalik Kisah Isra Miraj yang Dialami Nabi Muhammad SAW

Jumat, 17 Februari 2023 | 13:46 WIB   Penulis: Tiyas Septiana
4 Hikmah Penting Dibalik Kisah Isra Miraj yang Dialami Nabi Muhammad SAW

ILUSTRASI. 4 Hikmah Penting Dibalik Kisah Isra Miraj yang Dialami Nabi Muhammad SAW. REUTERS/Mohammed Salem


EDUKASI -  Kisah Isra Miraj merupakan satu dari banyak peristiwa penting dalam ajaran agama Islam. Isra dan Miraj merupakan perjalanan rohani Nabi Muhammad SAW yang bisa dipetik hikmahnya oleh umat Islam. 

Isra Miraj sendiri dirayakan setiap tanggal 27 Rajab. Tahun ini, Isra Miraj jatuh pada tanggal 18 Februari 2023 atau 27 Rajab 1444 Hijriah.

Mengutip dari situs biroekbang.bantenprov.go.id, Isra dalam bahasa Arab berarti perjalanan di malam hari, sementara Miraj adalah kenaikan.

Perjalanan Isra Miraj ditempuh Nabi Muhammad SAW dalam waktu satu malam saja menggunakan buraq, dari Masjidil Haram Mekah hingga Masjidil Aqsha di Yerusalem. 

Baca Juga: Sejarah Singkat Peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW

Selanjutnya dari Masjidil Aqsha, Rasulullah melanjutkan perjalanan menembus langit ketujuh menuju Sidratul Muntaha. 

Dibalik peristiwa ini, terdapat berbagai hikmah penting yang bisa dipelajari oleh umat Islam. Merangkum situs jatim.nu.or.id, berikut ini empat hikmah penting dibalik kisah Isra Miraj Rasulullah. 

Kemuliaan dan keistimewaan Rasulullah

Ketika peristiw Isra Miraj, Nabi Muhammad SAW baru saja mengalami hal yang amat menyedihkan, yaitu wafatnya Siti Khodijah dan wafatnya sang paman, Abu Thalib. 

Sayyidah Khodijah merupakan istri Rasulullah, yang selalu mengorbankan jiwa, tenaga, pikiran, dan hartanya demi perjuangan Nabi. Sedangkan Abu Thalib selalu melindungi Nabi dari kekejaman kaum Quraisy. 

Melalui Ira Miraj, Allah ingin menguatkan hati Nabi dengan melihat secara langsung kebesaran Allah SWT. Sehingga hati Nabi semakin mantap dan teguh dalam menyebarkan agama Islam. 
 
Peristiwa ini memberikan pelajaran, bahwa siapa pun yang berjuang di jalan Allah, dan menegakkan agama, seperti dengan memakmurkan masjid, memakmurkan majlis ilmu, dzikir dan tahlil, Allah akan memberikan kebahagiaan dan keistimewaan.     

Salat 5 waktu

Menurut Musthofa As Siba’i dalam kitab Sirah Nabawiyah, Durus wa Ibar, jilid 1 halaman 54, menjelaskan jika Nabi melakukan Isra’ Mi’raj dengan ruh dan jasadnya sebagai mukjizat. 

Karenanya, sebuah keharusan bagi setiap umat Islam untuk menghadap (miraj) kepada Allah SWT lima kali sehari dengan jiwa dan hati yang khusyu.
 
Dengan salat yang khusyu, seseorang akan merasa diawasi oleh Allah SWT, sehingga malu untuk menuruti syahwat dan hawa nafsu, berkata kotor, mencaci orang lain, berbuat bohong. 

Sebaliknya, orang tersebut akan lebih senang dan mudah untuk melakukan banyak kebaikan. Hal tersebut demi mengagungkan keesaan dan kebesaran Allah, sehingga dapat menjadi makhluk terbaik di bumi.

Baca Juga: Jurusan Paling Diminati di Unair, ITS, dan UB di SNBP 2022, Referensi SNBP Tahun Ini

Perjalanan luar angkasa pertama

Dalam sejarah, perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha hingga Sidratul Muntaha adalah perjalanan pertama manusia di dunia menuju luar angkasa, dan kembali menuju bumi dengan selamat. 

Jika hal ini telah terjadi di zaman Nabi, 1400 tahun yang lalu, hal tersebut memberikan pelajaran bagi umat Islam agar mandiri, belajar, bangkit dan meningkatkan kemampuan, tidak hanya dalam masalah agama, sosial, politik, dan ekonomi, namun juga harus memahami sains dan teknologi. 

Perjalanan menuju ke luar angkasa adalah sains dan teknologi tingkat tinggi yang menjadi salah satu tolak ukur kemajuan sebuah umat dan bangsa.    

Membela agama

​​​​​​​Pada Isra' Mi'raj ada penyebutan dua masjid, yaitu Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha. Hal tersebut memberikan pelajaran bahwa Masjidil Aqsha adalah bagian dari tempat suci umat Islam. 

Membela masjid tersebut dan sekelilingnya sama saja dengan membela agama Islam. Wajib bagi tiap muslim sesuai dengan kemampuan masing-masing untuk selalu berjuang dan berkorban untuk kemerdekaan dan keselamatan Masjidil Aqhsa Palestina. 

Perjuangan dan pengorbanan tersebut bisa dalam bentuk diplomasi politik, bantuan sandang pangan, maupun dengan harta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tiyas Septiana

Terbaru