Ada bonus demografi, anak muda harus terus bergerak

Jumat, 21 Desember 2018 | 00:19 WIB   Reporter: Lamgiat Siringoringo
Ada bonus demografi, anak muda harus terus bergerak

ILUSTRASI. Menperin Airlangga Hartarto saat Kompas 100 CEO Forum


DEMOGRAFI - JAKARTA. Indonesia akan mendapatkan bonus demografi pada tahun 2020 hingga 2030. Hal itu seharusnya bukan dijadikan momok, malahan ini menjadi potensi bagi Indonesia untuk melesat lebih jauh. Sebab, inilah momen Indonesia untuk menjadi salah satu negara dengan volume ekonomi terbesar.    

Tema bonus demografi ini menjadi salah satu pembahasan dalam acara bertajuk Rebut 2024 yang diselenggarakan Asumsi.Co pada Kamis (19/12) lalu di di The Ice Palace, Lotte Shopping Avenue, Kuningan, Jakarta Selatan.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto yang menjadi salah satu pembicara mengatakan, situasi Indonesia saat ini sudah berada di jalur yang tepat untuk menghadapi bonus demografi. Apalagi Indonesia berada di peringkat 16 besar ekonomi dunia.

Airlangga menambahkan, negara yang memiliki bonus demografi memiliki pertumbuhan ekonomi 5,5% hingga 9%. Indonesia saat ini sudah 5,4%.

“Salah satu kuncinya adalah fokus pada lima sektor. Yakni, makanan dan minuman, tekstil dan busana, otomotif, elektronik, dan kimia. Ini sektor-sektor yang costnya tidak terlalu besar tapi impactnya luar biasa,” kata Airlangga dalam keterangan pers yang diterima KONTAN.

Rebut 2024 adalah aksi yang diinisiasi Asumsi.co untuk mengajak anak muda Indonesia melihat ke masa depan dan mempersiapkan diri dalam menghadapi era disrupsi. Tepatnya ke tahun 2024 di mana Indonesia telah dipimpin oleh generasi baru politisi dan diperkirakan telah naik kelas menjadi negara berpendapatan menengah ke atas.  

Selain Airlangga, para pembicara yang hadir CPO Kitabisa Vikra Ijas, anggota Supervisory Board Youth of Indonesia Gustika Jusuf Hatta, dan Co-Founder Getcraft Anthony Reza Prasetya.

Co-Founder Asumsi.co Iman Sjafei menambahkan negara memang punya peran dalam menghadapi bonus demografi. Tapi, pemerintah tak bisa menjadi satu-satunya tumpuan.

Menurutnya, pemerintah memang berperan dalam menyiapkan pondasi. Seperti konektivitas, baik melalui infrastruktur maupun digital, dan prioritas dalam politik anggaran. "Namun sebagai anak muda yang pada 2020-2030 nanti menjadi pemegang kendali harus menyiapkan diri dengan kompetensi dan profesionalisme,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Lamgiat Siringoringo
Terbaru