INDUSTRI PARIWISATA - Perubahan status siaga Gunung Agung Bali dari level 3 ke awas atau level 4 masih belum berdampak ke selatan. Suasana di Kuta, masih tetap seperti pekan-pekan sebelumnya.
Di Kuta, satu event yang diinisiasi Kempar adalah Bali International Open Piano Competition (BOPC) 2017. Kepala Bidang Promosi Wisata Budaya Asdep Segmen Pasar Personal Kementerian Pariwisata RI, Ni Putu Gayatri yang berada di lokasi event Ballroom Padma Resort Legian, Kuta, Bali juga menyebut kegiatan berlangsung aman dan lancar.
Pianis-pianis dari Australia, Korea Selatan, Prancis, Singapura dan Jepang yang ikut tampil juga merasa nyaman, tidak terpengaruh oleh aktivitas vulkanik yang memang jaraknya sangat jauh dari Kuta. "Semua baik-baik saja, lancar dan tertib," ujar Ni Putu Gayatri dalam keterangan yang diterima KONTAN, Mingggu (24/9).
Sejak Jumat, 21 September 2017, para pianis peserta kompetisi piano internasional itu sudah menjajal grand piano yang disiapkan panitia dari Opus Nusantara. Mereka mendaftar ulang, dan diberi waktu untuk menyesuaikan dengan piano besar Kawai itu.
Dalam kompetisi piano ini dipertandingkan enam kategori untuk free choice dan enam kategori untuk selection choice didasarkan ketegori usia. Dari pianis nasional, mereka berasal dari Jakarta, Bandung, Pekanbaru, Semarang, Bogor dan kota-kota besar lainnya. "Mereka bersaing dengan pianis dari negara asing yang membawa seluruh official, guru piano dan keluarganya," kata Eleonora Aprilita, Panpel dari OpusNusantara.
Emma Rose Koeswandy (6 tahun), peserta kategori A Free Choice yang jauh-jauh datang dari Sydney, Australia juga bersemangat untuk berkompetisi. Emma datang ditemani kedua orang tuanya sangat antusias mengikuti proses daftar ulang.
Dia merasa mempunyai lawan yang hebat dan seru. "Emma Rose pernah memenangi ajang piano Eistedford Ryde 2017 dan Australia World Category 7 and Under The Most Potential," lanjut Eleonora.
‘’Music is about exploring performance. Musik tidak bisa dipaksakan dan tiba-tiba langsung bisa. Sebagai orang tua kita harus mendampingi dan mengikuti proses bermusik anak. Ini kompetisi pertama yang diikuti Emma di luar Austalia ,’’ tutur Lusi Koeswandy, ibu Emma Rose.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News