Amerika Serikat Mendominasi di Cabang Olahraga Renang pada Olimpiade Paris 2024

Senin, 05 Agustus 2024 | 15:49 WIB Sumber: Reuters
Amerika Serikat Mendominasi di Cabang Olahraga Renang pada Olimpiade Paris 2024

ILUSTRASI. Amerika Serikat sekali lagi menunjukkan dominasinya di kolam renang.. Ryan Lochte (USA) of USA competes REUTERS/Michael Dalder


OLIMPIADE PARIS 2024 - JAKARTA. Kejuaraan renang Olimpiade Paris 2024 ditutup dengan penuh euforia, dengan Amerika Serikat sekali lagi menunjukkan dominasinya di kolam renang.

Prestasi luar biasa ditorehkan oleh perenang-perenang Amerika, di mana mereka berhasil memecahkan rekor dunia dan membawa pulang sejumlah medali emas. Namun, di tengah kegemilangan ini, isu doping yang melibatkan tim China turut mencuri perhatian, menciptakan ketegangan di panggung internasional.

Pada hari terakhir kompetisi, Bobby Finke, perenang asal Florida, membuat sejarah dengan memecahkan rekor dunia yang telah bertahan selama 12 tahun di nomor 1.500 meter. Dengan catatan waktu 14:30.67, Finke berhasil menyingkirkan rekor yang sebelumnya dipegang oleh perenang asal China, Sun Yang.

Prestasi ini tidak hanya mengukuhkan posisinya sebagai salah satu perenang terbaik dunia, tetapi juga menambah koleksi emas bagi Amerika Serikat.

Tidak hanya itu, tim estafet medley putri Amerika Serikat yang terdiri dari Regan Smith, Lilly King, Gretchen Walsh, dan Torri Huske juga berhasil memecahkan rekor dunia dengan waktu 3:49.63. Dengan kemenangan ini, mereka memastikan Amerika Serikat tetap berada di puncak klasemen perolehan medali renang Olimpiade, meninggalkan Australia di posisi kedua.

Baca Juga: Dipastikan Kantongi Perunggu, Jorji Sumbang Medali Pertama Indonesia

Amerika Serikat: Penguasa Medali di Olimpiade Paris 2024

Amerika Serikat kembali menunjukkan supremasinya di arena renang Olimpiade dengan meraih total delapan medali emas, unggul satu medali dari Australia. Meskipun demikian, kemenangan Amerika tidak terjadi tanpa perlawanan sengit dari negara lain.

Di nomor estafet medley putra, tim Amerika Serikat mengalami kekalahan pertama mereka sejak Olimpiade Roma 1960. Tim China, yang dipimpin oleh Pan Zhanle, berhasil merebut medali emas, sementara Amerika Serikat harus puas dengan medali perak.

Perenang legendaris, Caeleb Dressel, yang sebelumnya mengoleksi sembilan medali emas, kali ini harus rela menerima medali perak di nomor estafet medley. Meskipun begitu, Dressel tetap menunjukkan semangat sportifitas yang tinggi, mengakui keunggulan tim China dalam pertandingan yang berlangsung ketat tersebut.

Selain perenang Amerika, sorotan juga tertuju pada perenang asal Swedia, Sarah Sjostrom. Sjostrom menutup Olimpiade Paris 2024 dengan kemenangan di nomor 50 meter gaya bebas, mencatatkan waktu 23,71 detik. Dengan dua medali emas yang diraihnya di Olimpiade ini, Sjostrom berhasil melampaui pencapaian sebelumnya di empat Olimpiade yang telah ia ikuti.

Pada usia 30 tahun, Sjostrom menegaskan bahwa ia masih akan terus berkompetisi di masa mendatang, meskipun ia sendiri merasa sulit untuk mengulang atau bahkan melampaui prestasi gemilang yang telah ia raih di Paris.

Kontroversi Doping China: Bayangan di Balik Kemenangan

Di balik kemegahan Olimpiade Paris 2024, isu doping kembali mencuat, khususnya terkait tim renang China. Sebelum Olimpiade dimulai, laporan mengungkapkan bahwa 23 perenang China telah dinyatakan positif mengonsumsi obat jantung terlarang. Namun, hasil tes ini dinyatakan sebagai akibat kontaminasi dari dapur hotel tempat mereka menginap, sehingga mereka tetap diizinkan untuk berkompetisi.

Laporan ini menimbulkan kecurigaan dan kritik dari berbagai pihak, termasuk dari media internasional. Bahkan, dua perenang China yang dilaporkan positif steroid pada tahun 2022 namun lolos dari hukuman juga turut berlaga di Paris.

Situasi ini memicu kembali perdebatan tentang integritas dan keadilan dalam olahraga, terutama terkait dengan proses pengawasan doping yang diterapkan oleh badan anti-doping dunia.

Tim anti-doping China (CHINADA) membantah tudingan yang dilayangkan oleh media, menuduh bahwa isu ini sengaja dipolitisasi untuk mempengaruhi mental para atlet China. Namun, bagi banyak pengamat, bayangan kecurangan tetap mengaburkan kemenangan tim China, khususnya di nomor estafet medley putra di mana mereka berhasil merebut medali emas.

Baca Juga: Kristen Faulkner, Mantan Pemodal Ventura Raih Emas Olimpiade di Cabang Balap Sepeda

Meskipun isu doping membayangi, atmosfer di La Defense Arena selama kompetisi berlangsung tetap penuh antusiasme. Ribuan penonton hadir untuk menyaksikan momen-momen penting di ajang renang, termasuk kemenangan tim estafet medley putri Amerika Serikat yang memastikan dominasi mereka di Olimpiade Paris 2024.

Di nomor 1.500 meter gaya bebas, Bobby Finke kembali menjadi bintang dengan mencatatkan rekor dunia baru. Ia menyelesaikan lomba dengan keunggulan empat detik dari perenang Italia, Gregorio Paltrinieri, yang meraih medali perak. Sementara itu, medali perunggu diraih oleh perenang asal Irlandia, Daniel Wiffen, yang sebelumnya sempat mengalahkan Finke di nomor 800 meter.

Prancis juga merayakan keberhasilan mereka dengan meraih medali perunggu di nomor estafet medley putra, berkat kontribusi besar dari Leon Marchand yang berhasil meraih empat medali emas individu sepanjang Olimpiade ini.

Marchand menyatakan bahwa medali estafet ini memiliki nilai yang sama pentingnya dengan medali emas yang telah ia raih, karena merupakan hasil kerja keras tim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .
Survei KG Media
Terbaru