TOKOH - JAKARTA. Jumat kemarin (4/10) Kontan.co.id mendapat kesempatan berbincang dengan Bos Unilever, Hemant Bakshi. Sore itu dirinya menyambangi Menara Kompas sebagai narasumber CEO Talks.
Sambil menikmati teh, Hemant banyak bercerita. Mulai dari perkembangan bisnis Unilever sebagai perusahaan multinasional di Indonesia hingga pengalamannya bekerja bertahun-tahun di Unilever. Salah satu yang menarik untuk diceritakan kembali adalah kehidupan kerjanya.
Hemant memulai karirnya di Unilever di India pada 1989 sebagai pekerja magang atau orang yang melakukan percobaan kerja (internship). Di masa itu, Hemant mengakui tidak pernah berpikir bakal bekerja lama di Unilever.
Bahkan ia berencana paling tidak hanya 2 tahun sampai 2,5 tahun kemudian cabut dan cari pekerjaan di tempat lain.
Nyatanya ia bertahan sampai sekarang. Tidak tanggung-tanggung pada 2014 Hemant didapuk sebagai Presiden Direktur, orang yang menakhodai Unilever Indonesia.
Saat ditanya mengapa mau bekerja di perusahaan yang sama selama belasan bahkan puluhan tahun, jawabannya sederhana: “Saya menikmati bekerja di Unilever dan tidak banyak orang yang beruntung dapat kesempatan seperti saya, bekerja di sini,” jawabnya dengan santai.
Baca Juga: Begini jurus jitu Unilever Indonesia (UNVR) hadapi ancaman resesi global
Hemant mengakui satu hal yang membuatnya betah bekerja di Unilever yaitu nilai yang dijunjung di Unilever cocok dengannya. Beberapa nilai yang paling disukainya adalah integritas, kejujuran, dan saling menghormati.
Menurutnya di setiap pekerjaan apapun penting menjunjung ketiga nilai tersebut agar tercipta budaya kerja yang nyaman dan sehat.
Hemant bilang ia sangat mencintai pekerjaannya. Percaya tidak percaya, ia bisa sangat bergairah menyambut hari Senin. Padahal kebanyakan orang mengeluh bahkan ada yang sampai membuat singkatan Monday menjadi MONster-DAY karena saking stressnya menghadapi tuntutan pekerjaan.
Satu pesan yang dibagikan Hemant sore itu adalah “To be successful, the first thing to do is fall in love with your work.”
Hemant selalu memberi pesan kepada karyawan seberapa pentingnya mencintai pekerjaannya. Katanya kalau mereka merasa tidak nyaman dan tidak menemukan tujuan serta gairah bekerja, lebih baik tidak usah bekerja di Unilever.
Sebab selama hidup kita bakal menghabiskan hampir seluruh atau sepertiga waktu kita untuk kerja. Menurut Hemant, pengorbanan itu tidak setimpal dengan materi yang didapat.
Hemant menyatakan selain menyukai apa yang dikerjakan, penting sekali bisa menjaga keseimbangan hidup baik itu kesehatan fisik, emosi, dan spiritual. Sebab pekerjaan tidak selalu berjalan mulus. Tentunya dibutuhkan kesiapan untuk menerima kegagalan dan belajar memperbaiki kesalahan tersebut.
Pada intinya, pesan yang ingin disampaikan Hemant adalah seberapa penting bisa meraih pekerjaan yang membuat kita menikmati hidup, atau istilah yang digunakannya “have a good life”.
Oleh karenanya, ini jadi satu alasan kantor Unilever yang sebelumnya berdiri di Jakarta pindah ke pinggiran kota, ke Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan. “Unilever bisa membuat kantor yang lebih ramah kepada pekerja di sana,” imbuhnya.
Selain untuk mengkonsolidasikan empat sampai lima kantor cabang yang memayungi puluhan brand Unilever, Hemant juga berpikir bagaimana caranya menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan dekat dengan tempat tinggal.
Baca Juga: Unilever Indonesia (UNVR) gaet UEBC untuk digitalisasi operasional perseroan
Lewat konsep green office, Hemant mengakui dirinya masih bisa menikmati langit biru pagi dan sore hari. Tentunya ini membuat karyawannya juga senang. Adapun kantor BSD juga dilengkapi berbagai fasilitas seperti magnum café, fasilitas gym, Tresemme salon, Zwitsal Day Care Center tempat karyawan menitipkan anak-anaknya yang ikut bekerja.
Selain menciptakan lingkungan yang friendly, Hemant menyatakan juga melihat prospek Kawasan BSD sebagai kota di masa depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News