Belum ada tambahan unicorn lokal pada tahun ini

Senin, 18 Februari 2019 | 21:25 WIB   Reporter: Venny Suryanto
Belum ada tambahan unicorn lokal pada tahun ini


BISNIS START-UP - JAKARTA. Tidak mudah bagi sebuah usaha rintisan untuk naik kasta. Baik itu di level bawah atau menuju kasta tertinggi.

Heru Sutadi, pengamat start up mengatakan dalam mengembangkan dan mempersiapkan start up juga perlu membangun budaya digital, sosialisasi, literasi, edukasi agar dapat bermanfaat untuk kesejahteraan rakyat di Indonesia.

Karena start up adalah usaha rintisan, maka biasanya diawali dengan tidak banyak pegawai dan modal yang tidak besar. Meski ada empat start up unicorn di Indonesia, Heru menjelaskan bahwa tidak semua start up sukses menjadi Unicorn.

“Unicorn itu jika pengguna nya banyak dan mendapat pendanaan, valuasi perusahaan juga besar. Kalau valuasi dinilai sampai US$ 1 miliar start up ini akan naik kelas jadi unicorn, jika valuasi naik menjadi US$ 10 miliar maka akan disebut decacorn,” jelas Heru ke KONTAN.

Namun tidak mudah untuk bisa tembus level unicorn. Melihat hasil unicorn lokal, maka butuh waktu antara enam sampai tujuh tahun ke level tersebut. Belum ladi di tahun kedua dan ketiga merupakan masa tersulit  baik dari permodalan, mitra, pengguna serta mencari investor.

Meski demikian, ia setuju kalau calon start up unicorn di Indonesia harus diperbanyak terutama di sektor yang akan berkembang pesat seperti e-commerce, transportasi online dan juga financial technologi (fintech).

Melihat kondisi yang ada, Heru justru pesimistis ada tambahan unirocn lokal. Padahal pemerintah menargetkan adanya tambahan start up unicorn pada tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon
Terbaru