SAINS - KOTA DJIBOUTI. Setelah setengah abad lamanya, makhluk mungil berhidung panjang seperti belalai gajah kembali ditemukan. Tepatnya, di Djibouti, Afrika Timur, mamalia bernama somali sengi alias tikus gajah somalia ini kembali terlihat.
Mamalia seukuran telapak tangan orang dewasa bernama Latin Elephantulus revoilii ini merupakan spesies tikus gajah dalam keluarga Macroscelididae. Karakteristik hidungnya yang memanjang seperti belalai gajah membuatnya masuk spesies tikus gajah.
Hewan unik tersebut akhirnya kembali muncul, setelah dipancing selai dengan aroma kacang. Kemudian, ia nongol dari tanah berbatu di Djibouti.
"Somali sengi mulai menghilang keberadaannya sejak 1973. Informasi terkait mamalia mungil ini berasal dari 39 spesimen individu yang telah dikumpulkan puluhan tahun bahkan berabad-abad lalu dan sekarang disimpan di museum," ujar Global Wildilife Conservation seperti dikutip Livescience.
Baca Juga: Spesies buaya raksasa purba ternyata sebesar bis dan memiliki gigi sebesar pisang
Pada 2019 lalu, sekelompok ilmuwan Amerika Serikat dan Djibouti berangkat untuk mencari keberadaan somali sengi.
Berdasarkan informasi yang tim kumpulkan, akhirnya mereka menunjuk Djibouti sebagai lokasi pencarian. Salah satunya, kesaksian dari sejumlah warga Djibouti yang pernah melihat somali sengi.
Termasuk, kesaksian dari Houssein Rayaleh, ahli dari Assosiation Djibouti Nature, yang juga pernah melihat mamalia pengerat tersebut. Lewat wawancara dengan masyarakat sekitar, mereka akhirnya menemukan petunjuk.
Tim lalu memasang 1.259 perangkap dengan umpan berupa selai kacang, oatmeal, dan ragi di wilayah tanah kering berbatu di 12 lokasi berbeda di Djibouti.
Hasilnya, mereka berhasil menangkap somali sengi. Bukan cuma satu, tim sukses menangkap 12 ekor tikus gajah somalia.
Baca Juga: Kucing mengedipkan mata ke manusia, ini artinya
"Bagi Djibouti, ini merupakan kisah penting yang menyoroti keanekaragaman hayati yang luar biasa dari negara tersebut. Begitu pula jada peluang untuk melakukan penelitian baru di wilayah ini," ujar Rayaleh seperti dilansir Livescience.
Kabar baik juga bagi para ilmuwan, mengingat tidak hanya satu atau dua ekor saja yang somali sengi yang ditemukan. Dengan begitu, mereka bisa mengambil langkah selanjutnya untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan eksistensi hewan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News