Cara pintar memilih printer digital

Senin, 31 Oktober 2011 | 12:18 WIB Sumber: Harian KONTAN, 31 Oktober 2011
Cara pintar memilih printer digital

ILUSTRASI. Pengunjung Devoyage Bogor hanya kena biaya Rp 30.000 saat weekday dan Rp 40.000 saat weekend. Pengunjung berwisata di Devoyage, Selasa (10/4). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/kye/18


Otonomi daerah ternyata membawa berkah bagi para pengusaha bisnis percetakan. Banyak dari mereka yang kebanjiran pesanan, terutama saat pemilihan umum kepala daerah. Apalagi dengan adanya teknologi mesin cetak digital (digital printing), bisnis percetakan makin mewabah dan makin menawarkan variasi.

Joster Johannes, Manager of Large Format Printer Division PT Epson Indonesia menceritakan, tren digital printing di Indonesia berawal dari printer buatan China. "Konsumen di Indonesia sangat sensitif pada harga," ujar dia. Akibatnya, Epson kala itu memang sangat sulit bersaing ketika menawarkan produk.

Meski murah, produk China, menurut Joster, menghasilkan kualitas kurang bagus. Padahal, banyak dari konsumen membutuhkan hasil cetak dengan kualitas bagus. Akibatnya, banyak usaha percetakan bermodal mesin dari China bertumbangan.

Bersamaan dengan itu, tren kebutuhan cetak digital berkualitas mulai muncul dan terus tumbuh. Nah, saat ada kebutuhan seperti ini, produsen mesin cetak dari Jepang masuk. "Kami baru masuk tahun lalu," ujar Joster. Meski harga alat mahal, ternyata printer Jepang mampu memberikan hasil cetak berkualitas.

Teddy Susanto, Country Sales Manager Indonesia Fuji Xerox Asia Pasific Pte Ltd menjelaskan, pertumbuhan bisnis cetak digital merupakan perkembangan dari cetak offset. Dulu, cetak offset butuh minimal mencetak 3.000 lembar. Jika kurang dari jumlah itu, biaya produksinya lebih mahal. Nah, teknologi cetak digital memungkinkan pencetakan dengan jumlah sedikit dengan biaya lebih minim. Tak hanya itu, digital printing juga memberi kemudahan mencetak.

Teddy menambahkan, saat ini, pasar mesin digital printing tidak hanya berasal dari dunia industri cetak. Dia mengaku, pelanggannya juga banyak dari instansi pemerintahan.

Tren tersebut membawa berkah bagi para produsen mesin cetak dari Jepang yang mengklaim mempunyai kualitas hasil cetak lebih baik. Epson misalnya, mengaku penjualan bisa tumbuh cukup bagus. "Pertumbuhan permintaan mesin cetak digital bisa tumbuh 5% - 10% per tahun," ujar Joster. Tak hanya Epson yang merasa diuntungkan dengan tren ini. Fuji Xerox juga mengaku permintaan mesin cetak digital bisa tumbuh 20% setahun.

Produk baru

Para produsen menangkap peluang tersebut dengan menawarkan sejumlah mesin cetak baru dengan kelebihan yang sesuai dengan kebutuhan industri digital printing. Baru-baru ini, Fuji meluncurkan beberapa mesin cetak digital yang semakin memudahkan dalam bisnis cetak digital. Fuji meluncurkan empat produk di bulan September lalu, yaitu seri Fuji Xerox DocuPrint CM205 f, CM205 fw, M205 f dan M205 fw.

Epson juga telah menawarkan dua produk baru di bulan September lalu, lewat seri Epson Stylus Pro 7890/9890 dan Stylus Pro 7700/9700. Joster mengungkapkan, pada pameran Indocomtech 2 November - 6 November, Epson bakal meluncurkan produk baru, yakni Epson Stylus Pro 9860. "Kami terus memperbarui produk kami sesuai dengan kebutuhan konsumen," tutur Joster.

Ciri konsumen Indonesia adalah memilih produk yang hemat, tapi menghasilkan hasil cetakan yang banyak dan berkualitas. Pada seri terbaru yang akan diluncurkan, Epson memberi penawaran kualitas warna cetakan jauh lebih tahan lama dan hasil cetakannya bisa lebih banyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Catur Ari

Terbaru