Lulusan jurusan Akuntansi dari Universitas Katolik Parahyangan Bandung ini sejak awal sudah berkomitmen untuk melakukan pembenahan internal, sebelum mendorong perusahaan meraih keuntungan. Sebab saat mengambil alih kepemimpinan perseroan, kondisi keuangan perusahaan masih merah.
Untuk memetakan persoalan yang ada dan memahami kondisi serta gaya kerja internal perusahaan yang menjadi holding perusahaan kehutanan tersebut, Denaldy berinteraksi langsung dengan karyawan. Melalui interaksi tersebut, Denaldy menyampaikan perubahan yang ingin diterapkannya. Ia mengakui proses ini memang tidak mudah dijalankan.
Ia mengaku sempat menghadapi penolakan. Bahkan, ia mendapat berbagai teror dari pihak-pihak yang merasa sudah nyaman dengan kondisi perusahaan. Namun ia tak menyerah. Ia menyadari tanpa perubahan, Perhutani tak akan pernah maju. Untuk itu, ia bersikeras mendobrak gaya kerja yang lama untuk kemajuan perusahaan.
"Dalam waktu dua minggu saya putar dan ubah budaya dan orangnya. Ada yang tidak terima soal surat pengangkatan, menganggap posisinya jelek, dan itu terjadi," tutur Denaldy.
Pembenahan internal tersebut membawa hasil. Perhutani mampu mencetak keuntungan selama tiga bulan pertama tahun 2017. Kini, bisnis Perum Perhutani pun dibilang stabil.
Untuk memajukan perusahaan, ayah dua anak ini memilih fokus menggarap bisnis utama Perhutani yakni bisnis kayu, gondorukem, minyak kayu putih, agro foresty dan agro wisata. Untuk tiga lini bisnis utama, Denaldy terus melakukan kajian komprehensif sembari melakukan kerjasama dengan beberapa pihak.