IMLEK - JAKARTA. Tampil dengan dekorasi unik nan cantik, kue bertema imlek banyak diburu konsumen. Para pemilik usaha bakery sudah kebanjiran pesanan sejak sebulan lalu.
Saling memberikan hantaran ke sanak keluarga dan rekanan sudah menjadi tradisi warga Tionghoa menjelang Tahun Baru Imlek. Isi hantaran pun tidak melulu kue keranjang, buah jeruk, dan aneka kue kering.
Belakangan, kue dengan desain khas imlek menjadi alternatif isian kotak hantaran. Tampak lebih modern dan dapat didekorasi sesuai dengan keinginan, kue ini banyak diminati konsumen milenial.
Claudia Sarah, chef sekaligus Pemilik Torten asal Bandung, Jawa Barat mengamini hal tersebut. Agar terlihat lebih menarik dan khas oriental, adonan cakenya dicampur sari buah jeruk.
Claudia panggilan akrabnya menamainya dice cake. Hiasannya dapat dibuat sesuai dengan pesanan konsumen. " Kebanyakan minta dihias dengan tema babi sesuai dengan shio imlek tahun ini," katanya pada KONTAN.
Berdasarkan catatannya, pesanan cake imlek sudah masuk sejak sebulan lalu dan pengiriman mulai dilakukan tiga sampai sehari sebelum hari perayaan.
Selama momen menjelang imlek, total pesanan naik sekitar 30% dari bulan biasanya. Konsumennya masih berdatangan dari dalam Kota Kembang.
Deasy, Pemilik JTown Cake asal Jakarta juga ketiban rejeki pada perayaan tahun baru China kali ini. Dia menyebutkan permintaan cake bertema imlek naik sekitar 30% dibandingkan bulan biasanya.
Pesanan konsumen sudah masuk sejak awal bulan Januari 2019. Terbatasnya jumlah karyawan, menyebabkan perempuan berambut panjang ini sudah menutup kran pesanan akhir Januari lalu.
"Dibuat secara homemade dan tanpa pengawet, seluruh cake pesanan konsumen dibuat tidak berselang lama dari waktu pengiriman yang rata-rata minta tanggal 4 Februari," jelasnya.
Tidak ada desain khusus yang disiapkan untuk cake yang dibuat karena dekorasi kue dibuat sesuai permintaan si pelanggan. Tidak jauh berbeda dari sebelumnya, desain bertema babi dan bernuasa uang kuno emas banyak digemari pelanggan.
Harga bahan baku naik
Sayangnya, mengantongi cuan besar seolah tinggal mimpi bagi pemilik usaha bakery. Sejak awal Januari 2019 harga bahan baku kue mulai merangkak naik.
Tidak tanggung-tanggung kenaikan harga mencapai sekitar 40% dari sebelumnya. Ambil contoh harga butter sekitar Rp 290.000 per kg dari sebelumnya Rp 210.000 per dua kilogram.
Tingginya biaya produksi tidak lantas membuat Deasy dapat menaikkan harga jual atau mengurangi takaran bahan baku. Dia tidak ingin ditinggalkan para pelanggan lama serta kehilangan pelanggan baru.
Harga cakenya dipatok sama seperti biasanya yakni mulai dari Rp 1 juta per pieces sampai tidak terhingga, sesuai tingkat kesulitan dekorasi.
"Tidak apa untung tipis asal konsumen senang dan karyawan dapat digaji," katanya.
Pelanggannya tidak hanya datang dari perseorangan, tapi juga korporasi. Lokasinya pun beragam mulai dari dalam ibu kota sampai Bali, Bandung, dan Batam.
Berbeda dengan Claudia, dia memilih untuk menaikkan harga jual cake sekitar 10% menjadi Rp 200.000 sampai Rp 400.000 per pieces. Alasannya, untuk mempertahankan kualitas serta mengimbangi tingginya biaya produksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News