KONFLIK RUSIA-UKRAINA - KYIV. Hingga hari Senin (21/3), Ukraina masih menolak untuk menyerahkan kota Mariupol kepada Rusia meski kota itu terancam menghadapi bencana kemanusiaan parah.
Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk, pada Senin pagi menegaskan bahwa tidak akan pernah ada pertanyaan tentang penyerahan atau peletakan senjata.
Rusia telah mendesak agar pasukan Ukraina di Mariupol untuk meletakkan senjata mereka. Rusia pun telah memperingatkan adanya ancaman bencana kemanusiaan yang parah jika perlawanan terus terjadi.
Baca Juga: Kembali Gempur Kota Lyiv, Pasukan Rusia Makin Dekat dengan Polandia
Mariupol telah merasakan beberapa pemboman terberat sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada 24 Februari lalu. Mengutip Reuters, lebih dari 300.000 penduduknya kini terjebak di kota tersebut dalam kondisi kekurangan makanan, air, dan listrik.
Lebih lanjut, Vereshchuk melaporkan bahwa pemerintah berencana mengirim hampir 50 bus ke Mariupol pada hari Senin untuk evakuasi lebih lanjut.
Lebih dari 7.000 orang telah berhasil dievakuasi dari kota-kota Ukraina melalui koridor kemanusiaan pada hari Minggu (20/3), lebih dari setengahnya dari Mariupol.
Dilansir dari Reuters, dewan Mariupol mengatakan bahwa beberapa ribu penduduk telah dipindahkan ke Rusia selama seminggu terakhir. Kantor berita Rusia pun mengatakan bus telah membawa ratusan pengungsi dari Mariupol ke Rusia dalam beberapa hari terakhir.
Baca Juga: PBB Melaporkan Ratusan Warga Sipil Telah Kehilangan Nyawa Akibat Invasi Rusia