Dicky Sumarsono si kutu loncat yang sukses kelola Azana Hotel

Sabtu, 10 Februari 2018 | 15:15 WIB   Reporter: Jane Aprilyani
Dicky Sumarsono si kutu loncat yang sukses kelola Azana Hotel


Kini Azana Hotels sudah mengelola 31 hotel di seluruh Indonesia yaitu Jawa tengah, Jawa timur, Sumatera selatan, Bone, Jogjakarta, Kendari, hingga Jayapura.

Ada empat jenis hotel yang dikelola oleh Dicky selaku pemilik Azana Hotel, yaitu Pertama, Front One yang merupakan hotel budget tematik yang menyasar kalangan milenial usia 1830 tahun dibagi atas Front One Cabin untuk single traveler, Front One Inn untuk perusahaan dan keluarga,

Kedua, Front One Hotel untuk konsumen kelas menengah. Ketiga, Quin's Hotel untuk kalangan 3545 tahun, dan keempat, The Azana Hotel atau Resort untuk pengunjung usia 4060 tahun. Dari semua hotel yang dikelolanya, Dicky mengaku hanya satu hotel yang dimiliki sendiri yakni Front One Cabin di Solo. "Tahun 2018, akan tambah dua lagi di Solo dan Sragen," tambahnya.

Rencananya tahun 2018, Dicky akan mengelola 25 hotel lagi milik mitra di seluruh Indonesia. Menurutnya, dalam sebulan biasanya dia bisa membuka dua hotel baru dengan minimal luas 200 meter persegi hingga 20.000 meter persegi. Pertambahan jumlah hotel itu menunjukkan bahwa pertumbuhan bisnis hotel budget di Tanah Air tak terbendung lagi.

Agar bisa memenangkan persaingan bisnis, Dicky bilang, Azana memiliki strategi penjualan, meningkatkan nilai jual dengan desain interior yang menarik dan adil dalam berbisnis.

Selain itu, Azana juga lebih menyasar daerah yang belum banyak terdapat hotel. "Kami pilih bangun atau kelola hotel di daerah yang tumbuh, bisa menerima perubahan gaya hidup, dan daerah yang belum banyak hotel. Bukan di tengah kota yang izinnya susah dan harga tanahnya mahal," katanya.

Dia mengklaim dari 31 hotel yang sudah dikelolanya, tingkat hunian rata-rata 77%. Sedangkan untuk beberapa daerah seperti Jayapura, Madura, Jombang, Bone tingkat huniannya 90%.

Untuk menambah mitra, Dicky memiliki tiga strategi jitu yang membedakan Azana dengan operator hotel lain. Pertama, management fee 5% diambil hanya jika okupansi hotel di atas 40%, sedangkan di bawah itu, gratis. Kedua, Azana memiliki pemasaran online maupun offline dengan target 15.000 kamar per bulan. Ketiga, Azana memiliki sekolah perhotelan bernama Victoria Hotel School untuk mendukung penyediaan SDM bagi hotel.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini
Terbaru