MUSIK - JAKARTA. Di generasi yang dilandasi konektivitas dan inovasi, berprogres adalah sebuah tantangan. Terutama di fase pertama, banyak yang nyangkut untuk berani mulai dan berhenti karena faktor ‘tapi'. Ingin memulai sesuatu namun ada keraguan seperti ‘gak tau gimana cara mulainya’ atau ‘harus mengerjakan dengan siapa.’
Lalu bagaimana mengubah keraguan tersebut menjadi mindset kolaboratif, bekerja bersama teman, partner, atau komunitas yang like-minded - punya tujuan dan visi yang sama - menjadi tantangan yang perlu dilalui untuk menciptakan hal yang baru dan seru.
Banyak karya-karya yang dihasilkan dari pemikiran-pemikiran yang lahir dari keragaman dan perbedaan, seperti yang dilalui White Shoes and the Couples Company. Enam orang mahasiswa dari fakultas dan latar belakang berbeda, menemukan ketertarikan dan kesukaan bersama untuk menciptakan musik pop yang berlatar budaya pop lokal dengan ramuan berbagai unsur musik dari beragam gaya.
Siapa sangka genre musik agak berbeda ini mendapat respons positif dan menginspirasi band-band lainnya untuk bisa punya musik yang berbeda.
Baca Juga: Nonton Spy X Family Season 2 Episode 1 Mulai Jam Berapa? Ini Jadwal dan Tempat Nonton
Sama halnya dengan Gudskul Ekosistem, studi kolektif dan ekosistem seni rupa kontemporer yang berangkat dari tiga kelompok seni di Jakarta. ruangrupa, Serrum, dan Grafis Huru Hara (GHH), ketiganya berkarya membuat seni rupa kontemporer dengan semangat kolektif dan kolaboratif yang menyuarakan kesetaraan, semangat berbagi, solidaritas, persahabatan, dan kebersamaan.
Gudskul menjadi ruang belajar yang menyebarkan semangat menjaga budaya dan seni di masyarakat. Beragam movement dari berbagai individu dan kelompok bersama-sama menyatukan perbedaan menjadi sebuah hal atau karya yang seru.
Guinness mengawali untuk bersatu dalam semangat tersebut lewat komunitas dan pegiat seni seperti Gardu House, Totokismo dan Sirin Farid Stevy, yang ketiganya melakukan kolaborasi di Synchronize Festival 2023. Dengan mengajak pengunjung berpartisipasi, mereka menerjemahkan arti kebersamaan versi audiens ke dalam karya seni kolaboratif.
Musik, art, dan F&B, merupakan kategori yang sangat majemuk, berkembang sangat pesat dan dituntut untuk terus berinovasi. Mengacu kepada semangat untuk terus berinovasi, Guinness Indonesia, para pegiat seni, dan kelompok kreatif bekerja bersama untuk membuktikan bahwa dengan semangat kolaborasi dapat menghasilkan karya yang luar biasa dan berkelanjutan.
Movement ini menyatukan berbagai individu dan komunitas untuk membangun makna baru dari kebersamaan dan kreatifitas yang tidak terduga.
Bayu Hanandhika, Marketing Manager Guinness Indonesia, mengungkapkan bahwa Guinness terus mencari ide baru dan menjajaki kerjasama yang membawa keseruan.
Baca Juga: 7 Drama Korea Rating Tertinggi Akhir September 2023, Twinkling Watermelon Nomor 4!
“Ada beragam ide di sekitar kita. Kita harus bisa bekerjasama menyatukannya untuk membuat karya luar biasa sebagai jawaban dari segala keraguan. Kita bisa bikin karya-karya seru bersama, saling menginspirasi dan terinspirasi,” kata dia dalam keterangannya, Sabtu (7/10).
Guinness mengajak publik dan konsumen berusia 21 tahun ke atas untuk menikmati momen seru serta berpartisipasi dalam kolaborasi yang tak terduga bersama komunitas - komunitas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News